Serang – Wali Kota Serang, Syafrudin dikabarkan ‘menculik’ para RT di Kecamatan Taktakan untuk menandatangani kesepakatan terkait pembuangan sampah dari Pemerintah Kota Tanggerang Selatan (Tangsel)
“Kata Wali Kota ada rembukan kembali, tapi ada Wali Kota menculik RT-RT untuk dipaksa tanda tangan, itu fakta,” ungkap Ketua Pemuda Gerakan Masyarakat Taktakan Raya kepada awak media, Rabu 27 Oktober 2021.
Menurut dia, kejadian pengumpulan para RT tersebut dilakukan di rumah makan Cibiuk Kelapa Dua, dimana saat itu para RT merasa ditipu dengan menandatangani tanda hadir dalam acara, yang ternyata surat pernyataan setuju MOU Sampah.
“Jadi ketika sampai disitu kertas sudah ada dan kita dipaksa untuk menandatangani daftar hadir, itu alasan saja ternyata itu surat penyataan kesetujuan,” ungkapnya.
Sekitar ada 20 orang lebih RT RW Tokoh masyarakat hadir dalam pertemuan tertutup tersebut, dari puluhan RT hanya dua RT yang sepakat MOU Tangsel dan Pemkot Serang.
“Cuma yang sepakat ada dua RT, yaitu, Pasir Gadung dan Cikoat, yang lain tidak ada yang buka suara,” tegasnya.
Diketahui bahwa pembuangan sampah di TPSA Cilowong melewati lima Kelurahan yakni Taktakan, lialang, Panggung Jati, Dranggong dan Cilowong.
“Karena kita dari Taktakan Raya sebenarnya menolak kami tidak ingin ada MOU dengan Tangsel,” tegasnya.
Diketahui pada malam Selasa 26 Oktober 2021. Masyarakat Taktakan melakukan penyetopan truk pengangkut sampah dari Tangsel dan diturunkan tepat didepan kantor kelurahan Cilowong.
“Hampir 10 kendaraan yang di putar balik, Kita sudah tidak ada lagi pertemuan, kalo walikota berani kita ketemu masyarakat Taktakan raya bukan lagi bicara warga jagung saja,” tutupnya.
Editor : Engkos Kosasih
