Pandeglang – Pada masanya, stasiun kereta api di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, menjadi salah satu stasiun yang dipadati penumpang.
Stasiun yang dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1906 menjadi satu-satunya moda transportasi darat menuju Rangkasbitung hingga ke Batavia atau Jakarta.
Namun saat stasiun ini diambil alih dan dikelola oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (Kini PT. KAI) mengalami kemunduran hingga terpaksa berhenti beroperasi pada tahun 1982 karena kalah bersaing oleh moda transportasi lain.
Setelah 39 ‘Mati Suri’ atau tak beroperasi, Wartawan BantenHits.com, Samsul Fatoni melakukan penelusuran ke stasiun yang terletak di jalan Pasar Baru, Kecamatan Labuan, Pandeglang.
Samsul melaporkan, kondisi stasiun tersebut telrihat memprihatinkan. Bangunan serta halaman stasiun terlihat kumuh meski masih diisi oleh pengelola stasiun. Staisun ini juga dijadikan kantor pasar ikan Labuan.
Warga sekitar, Joko mengatakan, kondisi halaman stasiun KA tidak terawat dipenuhi rumput liar dan sampah. Bahkan kerap digenangi air yang baunya tidak sedap.
“Tidak nyaman kalau melintas di jalan depan kantor bekas stasiun KA itu. Karena banyak air yang menggenang dengan bau tak sedap,” ungkap Joko, Minggu 14 November 2021.
Dikatakannya, air yang kerap menggenang di halaman kantor stasiun itu akibat rusaknya saluran drainase. Sehingga air hujan tidak bisa mengalir dengan baik hingga menimbulkan banjir.
“Harusnya ada petugas bisa merawat halaman stasiun KA itu, supaya tidak kumuh sehingga terlihat nyaman,” harapnya.
Memang lanjut dia, butuh kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Namun dia berharap pihak pemerintah dapat memperbaiki saluran drainase jalan yang ada di wilayah itu.
“Kalau hujan pasti banjir di mulai dari Kantor Stasiun KA Labuan sampai ke TPI Pasar Labuan itu. Maka kami harap pihak terkait juga dapat melalukan penanganan,” pungkasnya.
Editor : Engkos Kosasih