Berita Banten – Badan Pusat Statistik atau BPS pada Maret 2023 merilis profil kemiskinan di Indonesia. Saat itu, Provinsi Banten masuk lima provinsi termiskin di Pulau Jawa. Di atas Banten ada Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Angka kemiskinan di provinsi berjuluk Tanah Jawara itu pada periode Maret 2023 mencapai 6,17 persen. Angka tersebut turun dibandingkan September 2022 yang angkanya mencapai 6,24 persen. Lalu bagaimana kondisinya saat ini?
Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar mengklaim, pada Maret 2024 ini tingkat kemiskinan Provinsi Banten secara berangsur-angsur mengalami penurunan.
Hal tersebut disampaikan Al Muktabar saat menyampaikan nota pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Banten Tahun Anggaran 2023 pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi Banten, Kamis, 28 Maret 2024.
“Pengendalian tingkat kemiskinan Provinsi Banten secara berangsur-angsur mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebanyak 826.130 orang, menurun sebanyak 3.530 orang bila dibandingkan dengan periode September 2022. sehingga tingkat kemiskinan Provinsi Banten menjadi sebesar 6,17 persen, capaian tersebut berada di bawah capaian nasional yang sebesar 9,36 persen,” kata Al Muktabar dikutip BantenHits.com dari laman resmi Pemprov Banten.
Menurut Al Muktabar, secara umum capaian pembangunan pada sektor indikator makro ekonomi sudah tercapai dengan baik. Hal itu penting diperhatikan karena berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Banten.
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita sebesar 75,77 atau tumbuh sebesar 0,69 poin dari tahun sebelumya yang tercapai sebesar 75,25,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa faktor pembentuk IPM itu terdiri atas dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak atau pengeluaran per kapita setiap tahun.
Dalam rangka menjaga pertumbuhan IPM dengan cakupan yang sangat luas tersebut, lanjut Al Muktabar, Provinsi Banten memposisikan untuk senantiasa menjaga sinergitas dan sinkronisasi pembangunan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
“Peningkatan IPM Banten Tahun 2023 terjadi pada tiga komponen, umur harapan hidup (UHH) 74,77 tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) 13,09 tahun, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 9,15 tahun dan Pengeluaran Per Kapita (PKP) per tahun sebesar Rp12,601 juta,” bebernya.
Kemudian dalam sektor perekonomian, Provinsi Banten secara year on year (yoy) tahun 2023 tumbuh sebesar 4,81 persen. Pertumbuhan ini merupakan keberlanjutan perbaikan ekonomi pasca Pandemi COVID-19.
“Penyediaan infrastruktur pendukung konektivitas, kemudahan perizinan dan pemerataan investasi, serta reformasi birokrasi tematik berdampak menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten,” jelasnya.
Selanjutnya realisasi investasi meningkat secara signifikan, yang pada tahun 2022 tercapai sebesar Rp 80,2 triliun menjadi Rp 103,9 triliun pada tahun 2023 atau tumbuh sebesar 29,5 persen.
Al Muktabar mendambahkan, dengan kondisi ini, pemerintah Provinsi Banten optimis bahwa ekonomi Banten akan terus meningkat dan tumbuh positif.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2023 sebesar 7,52 persen, turun sebesar 0,57 persen bila dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 8,09 persen,” jelasnya.
“Upaya strategis yang dilakukan untuk menurunkan pengangguran antara lain melalui desain pendidikan vokasi dan penambahan SMK, program pelatihan ketenagakerjaan dan perluasan pasar kerja, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif,” pungkasnya.