Kapal Pengeruk Pasir di Laut Mauk (2)

Date:

Dari Ujang, Bisri dan Olib, tiga nelayan Laut Mauk yang dilaporkan mengalami penyanderaan di kapal pengeruk pasir, mengalirlah cerita tentang kapal yang melakukan pengerukan itu. Tak hanya itu, dari pengalaman “disandera” di kapal itu, mereka juga tahu bagaimana kapal tersebut bisa bebas melakukan pengerukan pasir di Laut Mauk.

Dari Ujang, Bisri dan Olib, tiga nelayan Laut Mauk yang dilaporkan mengalami penyanderaan di kapal pengeruk pasir, mengalirlah cerita tentang kapal yang melakukan pengerukan itu. Tak hanya itu, dari pengalaman “disandera” di kapal itu, mereka juga tahu bagaimana kapal tersebut bisa bebas melakukan pengerukan pasir di Laut Mauk.

“Mereka (pemilik kapal pengeruk pasir) bilang, sudah mengantongi ijin dari pemerintah. Mereka juga bilang sudah memberikan dana kompensasi kepada tujuh tokoh di sepanjang pantai Tanjung Kait ini,” kata Ujang.

Di atas kapal pengeruk pasir itu, seperti diceritakan kembali oleh Ujang, Ujang kemudian dengan lantang menyuarakan keberatan para nelayan Mauk atas aktivitas pengerukan pasir yang dilakukan oleh mereka.

“Pokoknya kami menolak keberadaan mereka. Area yang mereka tambang itu adalah area tempat kami mencari ikan. Kalau tempat itu dikeruk pasirnya, kami mau makan apa? Kan ikan-ikan sudah pasti pergi dari kawasan itu,” tegas Ujang menirukan kembali ucapan yang disampaikan ke pengurus kapal pengeruk pasir.

Ucapan Ujang ini disambut teriakan nelayan Mauk lainnya yang malam itu masih berkumpul di halaman Pos Kamla Tanjung Kait, Mauk. “Setuju! Sampai kapan juga kami akan menolak pengerukan pasir di laut kami!” teriak nelayan lainnya.

Sementara di dalam pos, tampak sejumlah petugas Angkatan Laut yang bertugas di pos itu tengah menyiapkan laporan atas peristiwa yang baru saja terjadi ke instansi mereka di pusat.

Di teras pos, beberapa orang tokoh masyarakat yang didatangkan untuk menenangkan para nelayan, tampak berkumpul bersama petugas dari Kepolisian Sektor Mauk.

Ketika jarum jam mulai bergerak ke angka 22.00 WIB, nelayan Mauk berangsur-angsur meninggalkan halaman pos Kamla Tanjung Kait. Disusul sejurus kemudian oleh para petugas kepolisian dari Sektor Mauk meninggalkan pos tersebut.

Setelah nelayan membubarkan diri dan petugas Polsek Mauk juga sudah pergi dari lokasi, pos Kamla Tanjung Kait kembali sepi seperti biasa. Penerangan lampu yang redup di pos itu, semakin mengekalkan sunyi. Sementara, deburan ombak di malam yang terus beranjak, terdengar liar menampar-nampar pantai, juga satu unit speed boat sederhana tanpa dilengkapi lampu tembak milik patroli pos Kamla Tanjung Kait.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Pesan dari Dua Prajurit Bhayangkara di Timnas U-23 untuk Kawula Muda! 

Berita Sepak Bola - Keberhasilan Timnas U-23 menembus semi...

Woro-woro untuk Warga Kota Tangerang, Ayo Nobar Timnas U-23 di Taman Elektrik!

Berita Tangerang - Warga Kota Tangerang diajak untuk datang...

POPDA Banten XI 2024 Digelar di Kota Tangerang 8-13 Juni, Kabupaten Tangerang Targetkan Juara Umum

Berita Tangerang - Kabupaten Tangerang menargetkan jadi juara umum...