Kades Mursan Pernah Dua Kali ke Cigeulis

Date:

Banten Hits.com – Proses perekrutan terhadap para pekerja pabrik kuali milik Yuki Irawan, di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, diduga dilakukan oleh seorang oknum Kepala Desa di Desa Lebak Wangi.

Bahkan, untuk merekrut para pekerja, oknum kades itu sempat mendatangi sebuah desa di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten pada sekitar tahun 2011.

“Kades Mursan memang pernah datang dua kali ke rumah saya. Dia minta dicarikan warga untuk dipekerjakan di pabrik,”  ungkap Abas (40), warga asal Cigeulis, Kabupaten Pandeglang kepada Banten Hits.com, Senin dinihari (27/05).

Banten Hits.com – Proses perekrutan terhadap para pekerja pabrik kuali milik Yuki Irawan, di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, diduga dilakukan oleh seorang oknum Kepala Desa di Desa Lebak Wangi.

Bahkan, untuk merekrut para pekerja, oknum kades itu sempat mendatangi sebuah desa di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten pada sekitar tahun 2011.

“Kades Mursan memang pernah datang dua kali ke rumah saya. Dia minta dicarikan warga untuk dipekerjakan di pabrik,”  ungkap Abas (40), warga asal Cigeulis, Kabupaten Pandeglang kepada Banten Hits.com, Senin dinihari (27/05).

Abas menuturkan, saat dirinya dimintakan tolong untuk mencari warga yang dipekerjakan, ia tidak memiliki curiga sedikitpun terhadap Mursan. Apalagi saat itu, Mursan menjanjikan akan memberikan sejumlah fasilitas yang menggiurkan, seperti gaji sebesar Rp. 600. 000, uang makan, dan uang rokok kepada warga yang bekerja.

“Ada 19 orang yang mau bekerja. Mereka kemudian saya antar dengan menyewa sebuah mobil ke sana,” ujar Abas.

Abas mengaku baru mengetahui adanya tindak kekerasan yang dialami oleh warga yang direkrutnya setelah Ariansyah (20) dan Eno (20) kabur dari tempatnya bekerja.

“Saya tidak menyangka sama sekali, ternyata mereka yang dipekerjakan di pabrik kuali sering disiksa,” ujarnya.

Lebih lanjut Abas mengatakan setelah dua remaja yang direkrutnya atas permintaan Kades Mursan kabur, dirinya lantas dituntut oleh sejumlah orang tua agar anaknya dikembalikan.

Lantaran permintaan para orang tua korban, Abas mengaku pernah datang ke lokasi pabrik untuk meminta supaya warga yang dipekerjakan dipulangkan, namun ternyata gagal setelah dilarang oleh pemilik pabrik, termasuk mandor dan Kades Mursan.

Terkait adanya dugaan keterlibatan Kades Mursan dalam perekrutan para pekerja pabrik panci, juga diakui sejumlah mantan pekerja asal Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.

Eno (20) dan Rudi (23), misalnya mengaku dipekerjakan di pabrik kuali setelah direkrut oleh Abas, warga di tempat tinggalnya yang diminta oleh Kades Mursan.

“Karena dijanjikan dapat gaji sebesar Rp. 600 ribu, terus dapat uang makan dan rokok saya akhirnya mau. Tapi ternyata setelah bekerja, saya tidak memperoleh apa-apa. Malah disiksa oleh pemilik dan mandor pabrik,” tuturnya.

Seperti diberitakan, kasus perbudakan yang terjadi di pabrik kuali milik Yuki Irawan di Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur,  Kabupaten Tangerang, ternyata terjadi sejak tahun 2011.

Ada sekitar 19 warga asal Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten yang menjadi korban dan kasusnya sendiri sudah dilaporkan ke Polres Kota Tangerang pada 12 Desember 2011.

Sebagian dari 19  warga yang dipekerjakan dan menjadi korban perbudakan diketahui masih berusia di bawah umur. Mereka rata-rata bekerja di pabrik tersebut selama dua bulan.

Bukti adanya kasus perbudakan itu terjadi sejak tahun 2011, berdasarkan data hasil penelusuran yang dilakukan oleh tim Banten Hits.com baru baru ini.

Dari data yang diperoleh, Ariansyah, salah seorang remaja asal Cigeulis, Kabupaten Pandeglang melaporkan kasus yang dialaminya ke Polres Kota Tangerang pada 12 Desember 2012.

Laporan itu tercatat  dengan nomor LP/4947/K/XII/2011/Resta Tangerang dan ditanda tangani oleh Aiptu Agus Mulyana.

Selain Ariansyah, ke 18 warga asal Cigeulis, Kabupaten Pandeglang lainya yang mengalami tindakan serupa di pabrik kuali juga sudah melaporkan kasusnya ke Polres Kota Tangerang.

Meski kasus perbudakan itu sudah terjadi sejak Desember 2011, namun polisi belum pernah menindak lanjutinya dengan alasan yang belum jelas. (Hendra/Soed)
   

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related