Krakatau Posco Dorong 12 Megaproyek di Banten Gunakan Baja Dalam Negeri

Date:

Banten Hits – Direktur SDM dan Umum PT Krakatau Posco, Andi Soko mendorong, 12 Megaproyek di Provinsi Banten bisa menggunakan baja produksi dalam negeri.

Selain mendukung industri baja menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Andi mengaku, dibandingkan dengan baja impor, baja produksi lokal memiliki kualitas yang cukup baik.

Andi mengatakan, semua kebutuhan untuk 12 proyek tersebut sudah tersedia. Baik lat product maupun long product. Namun soal harga, ia mengaku akan kesulitan jika baja lokal beradu dengan baja impor yang harganya jauh lebih murah.

“Bajanya ada dan tersedia di dalam negeri. Tapi, kalau kontraktornya tetap menggunakan baja impor dengan harga yang lebih murah, itu yang berat,” ungkap Andi, kepada awak media, Selasa (7/6/2016).

Kata Andi, saat ini Krakatau Posco tersedia 1,5 ton berupa plate baja, sedangkan dari Krakatau Steel ada 2 ton Hot Rolled Coil (HRC). Namun kata dia, diperlukan bantuan Pemerintah dan komitmen para kontraktor sebagai pengguna baja.

Menurutnya, jika seluruh pabrik baja dalam negeri kembali dihidupkan, bukan tidak mungkin, kapasitas produksinya bisa mencapai 10 juta ton. Berbeda ketika, baja impor tetap didatangkan yang akan berdampak kepada lesunya produksi baja lokal.

“Industri baja di Banten, khususnya Cilegon sudah cukup kuat. Pilihannya, mau dipakai atau tidak produknya. Kalau dibandingkan dengan barang impor yang harganya lebih murah tapi kualitas tidak jelas, itu yang susah. Jadi harapan kami, nasionalisme sangat penting,” jelas Andi.

Lebih lanjut Andi mengungkapkan, dua kali pergantian Presiden Indonesia, pihaknya selalu mengkampanyekan pentingnya industri baja sebagai “sokoguru” industri sebuah negara. Apalagi, banyak negara yang sudah merdeka lebih lama dan sudah maju, dengan mempertahankan industri bajanya agar semakin kokoh.

“Impor baja ke Indonesia itu besar sekali, neraca perdagangan baja impor Indonesia masih lebih dari 50 persen,” tuturnya.

Misalnya kata Andi, kebutuhan baja di dalam negeri mencapai 15 juta ton per tahun. Namun, baja yang diproduksi dari dalam negeri hanya 5 juta ton per tahun, otomastis baja yang diimpor bisa mencapai 10 juta ton per tahun.

“Jadi jelas, lebih besar biaya untuk impor baja, padahal kita (Indonesia -red) juga punya pabriknya, tapi kembali lagi tidak maksimal produksinya karena banyaknya produk baja impor,” bebernya.

Andi mengaku, dari sisi operasional, Krakatau Posco sudah sangat bagus, lantaran sudah full capacity dan sudah cukup efisien. Akan tetapi, hal tersebut belum cukup untuk membuat keuntungan bagi perusahaan, karena harga jual produk baja yang sempat anjlok di bawah 50%.

“Mudah-mudaha, kalau harga kembali normal, PTKP akan bisa menghasilkan keuntungan yang cukup baik. Untuk itu, kami berharap 12 Megaproyek dapat menggunakan produk baja lokal,” imbuhnya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...

bank bjb Kembali Dipercaya Jadi Penempatan RKUD Kota Tangsel

Berita Tangsel - bank bjb kembali dipercaya sebagai tempat...