Orangtua Dilarang Masuk ke Dalam Lingkungan Sekolah Setelah…

Date:

Banten Hits – Memasuki hari kedua Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, masih banyak orangtua yang mengantar anak-anaknya ke sekolah, Selasa (19/7/2016).

Tak hanya mengantar, orangtua juga masuk ke dalam area sekolah. Tujuannya tak lain ingin melihat dan mendampingi putra putrinya selama proses KBM.

Namun setelah sepekan, orangtua tak lagi diperkenankan melihat aktifitas KBM siswa di dalam kelas. Pasalnya, pihak sekolah hanya memberikan izin kepada orangtua siswa masuk ke area sekolah untuk melihat proses KBM selama satu pekan sejak kemarin atau hari pertama masuk sekolah

“Seminggu ini, kami masih mempersilahkan orangtua siswa untuk mengantar dan melihat anaknya sampai kedepan kelas, tapi setelah itu kami hanya izinkan orangtua mengantar sampai gerbang sekolah saja,” kata Siti Maftuha, salah satu pengajar di SD Negeri Bojongrenged 3, Kecamatan Kosambi, Tangerang, Selasa (19/7/2016).

Kebijakan tersebut kata Siti dilakukan agar para peserta didik mulai mandiri melaksanakan KBM tanpa didampingi oleh orangtua maupun wali murid.

“Biar anak bisa terbiasa dan mandiri,” jelasnya.

Sementara itu, Hesti (32) salah seorang orangtua siswa mengaku, ingin melihat langsung anaknya berada di dalam kelas. Ia khawatir jika tidak didampingi anaknya akan menangis.

“Hari pertama kan cuma upacara, nah hari ini saya mau lihat anak saya belajar didalam kelas, takut nangis jadi ditemenin dulu,” tuturnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan menganjurkan agar para orangtua untuk mengantarkan anak-anaknya ke sekolah di hari pertama masuk sekolah. Tujuannya, guna mengetahui dan menumbuhkan potensi anak, dan mengurangi potensi anak bertingkah laku menyimpang.

Dikutip dari tribunnews.com, Minggu (17/7) Anies mengatakan, menumbuhkan potensi tersebut jika orangtua dan guru berinteraksi, maka mereka lebih bisa mendorong perkembangan positif anak.

“Contoh guru menemukan anak ini potensi menggambar, maka guru akan bilang ke orangtua di rumah. Di sisi lain kalau ada masalah, di sekolah dan keluarga, ditangani lebih cepat karena bisa berkomunikasi. Selama ini terjadi adalah orangtua dan guru tidak berinteraksi. Bahkan kalau ada masalah penyelesaiannya sendiri-sendiri, lalu muncul konflik,” papar Anies.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related