Banten Hits – Suhran (61), otak pembunuhan pasangan suami isteri Sarip (70) dan Markati (60), warga Kampung Madur, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Minggu (24/7/2016) lalu, memiliki peranan sentral dalam kasus tersebut.
Suhran mengajak seluruh pelaku, memengaruhi untuk bergabung melakukan perbuatan keji terhadap tetangganya, termasuk menyewa pembunuh bayaran dari Kabupaten Lebak.
BACA JUGA: Tarif Pembunuh Bayaran Pasutri di Pandeglang Rp 4,5 Juta
Dalam pemeriksaan di Polres Pandeglang terungkap, sebelum melakukan pembunuhan yang telah direncanakan tersebut, keenam pelaku berkumpul di rumah Sarkim. Suhran mengajak Sarkim dan Ata Atamami alias Latok untuk melakukan pembunuhan terhadap pasutri itu.
Menanggapi ajakan itu, awalnya Sarkim sempat menolak karena takut. Namun, Suhran mengancam Sarkim untuk tidak memceritakan kasus pembunuhan yang tergolong sadis itu kepada siapapun. Jika Sarkim buka mulut, ia mengancam akan membunuh Sarkim.
“Rek ngilu moal? Urang ngarengsekeun si Sarip. Lamun te ilu ulah betus ka mamana, lamun betus maneh geh direngsekeun. Hutang beas dibayar beas, (Mau ikut gak, saya mau menghabisi si Sarip. Kalau tidak mau ikut, kamu jangan cerita ke mana-mana, kalau cerita saya habisi. Utag beras dibayar beras, utang nyawa dibayar nyawa,” kata Suhran seperti tertuang dalam berita acara pemeriksaan.
Polres Pandeglang telah menangkap tiga pelaku pembunuhan itu, yakni Suhran, Ata Atamani (22) dan Sartim (22), ketiganya masih tetangga korban; serta tiga pelaku lainnya yang masih buron, masing-masing Warsan, warga Kampung Sindang, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang; Sunaya, warga Kampung Cinagoler, Desa Cikate, Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak; dan Sahri, warga kampung Jambrut, Desa Cikate, Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak.(Rus)
