Banten Hits – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menggelontorkan anggaran yang dialokasikan untuk insentif guru mengaji dengan besaran masing-masing guru berkisar Rp250 ribu.
Namun, insentif yang dikucurkan kepada guru Magrib Mengaji, salah satu program Pemkab Lebak tersebut justru diduga diselewengkan. Hal ini terjadi di Desa Karyajaya, Kecamatan Cimarga.
Informasi yang diperoleh Banten Hits, ada 14 guru ngaji yang diajukan pemerintah desa setempat untuk mendapatkan insentif. Namun sayangnya, banyak diantara nama-nama yang diajukan justru diduga fiktif.
“Yang saya tahu untuk nama Asmawi di Kampung Jati Masigit, Mailin Kampung Cinompo dan Burham Kampung Ciletik dan Sayuti Kampung Belahaji itu tidak ada, dan tidak ada guru Magrib Mengaji yang mendapatkan bantuan,” ujar salah seorang warga yang minta namanya tidak disebut.
Menurutnya, bantuan tersebut sudah cair. Namun, sebelum hari raya Idul Fitri, pihak dari desa sudah mengambil dana tersebut. Parahnya, tak hanya mengajukan nama-nama fiktif, dana yang seharusnya diberikan kepada guru mengaji juga ditilep oleh oknum di desa setempat.
“Sebelum lebaran diambilnya. Sudah nama-nama itu fiktif, uang yang seharusnya diberikan kepada guru juga malah tidak disalurkan,” ungkapnya.
Marsaya, ketua RT 05 RW 02 Kampung Belahaji, Desa Karyajaya membenarkan, bahwa sejumlah nama yang diajukan menerima bantuan bukan sebagai guru Magrib Mengaji. Pernyataan itu pun ia kuatkan dengan membuat surat pernyataan.
“Tidak ada itu atas nama Sayuti sebagai guru Magrib Mengaji,” katanya.
Banten Hits mencoba mengkonfirmasi hal tersebut namun sayang, Kepala Desa Karyajaya, Uripno Hadi Saputra tak juga merespon.(Nda)
