Serang – Keterwakilan perempuan yang duduk di kursi parlemen di Provinsi Banten dinilai masih perlu ditingkatkan. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten Siti Ma’ani Nina menyebut, keterwakilan perempuan masih 18,33%.
“Kalau kita lihat dari persentase kuota memang perlu ditingkatkan. Tapi yang memang membahagiakan adalah pada kepala daerah. Dari delapan, empat daerah sudah perempuan, tapi untuk keseluruhan memang perlu kita dorong,” kata Siti usai Penguatan Kapasitas bagi Pengurus Organiasi Perempuan, di Gedung PKPRI, Kota Serang, Rabu (15/11/2017).
Siti menjelaskan, kendalanya saat ini memang berada masih rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap kaum perempuan dan sebaliknya, sebagian perempuan yang masih tidak percaya diri.
“Dianggap bersaing dengan laki laki, padahal perempuan menyuarakan tentang perempuan. Contoh konkrit misalnya, laki-laki tidak hamil, kalau perempuan kan hamil, jadi bukan soal menyaingi, tapi karena porsi perempuan sesuai kebutuhanya. Ini manfaat kuotanya, tinggal kemauan keterampilan yang akan mewakili di parlemen,” paparnya.
Angota DPRD Banten dari Fraksi Gerindra Encop Sofiah berharap, isu gender tidak dikaitkan dengan partai mengusung perempuan sebagai calon legislatif.
“Mudah-mudahan partai bisa meminimalisir agar tidak lagi soal gender,” imbuhnya.(Nda)
