Tangerang – Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memastikan pelor gotri yang telah ditelan oleh 41 anak korban sodomi di Kampung Sakem, Desa Tamiang, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, tidak terlalu berdampak signifikan apabila pelor tersebut dapat keluar melalui feses (Buang air besar).
“Kalau dia bisa dikeluarkan lagi lewat feses, maka tidak berbahaya,” ujar Kasubag TU Pusat Pelayanan Terpadu Dinkes Kabupaten Tangerang, Dedi Agus, Selasa (9/1/2018).
BACA JUGA : Polisi dan Dinkes Tangerang Periksa Kesehatan Korban Sodomi Pasca Telan Gotri
Namun, apabila setelah dilakukan pengecekan masih ada korban yang mengeluh, pihaknya akan melakukan proses lebih lanjut. Proses lanjutan akan dilakukan rontgen, dan apabila ada masalah terkait gotri akan dilanjutkan ke dokter bedah anak.
“Harus dilakukan rontgen dulu untuk mengetahui apakah masih ada gotri tersebut di dalam perut, kalau masih ada maka diagnosanya tergantung pemeriksaan dokter spesialis,” tutupnya.
BACA JUGA : Jumlah Korban Sodomi Babeh di Gunung Kaler Bertambah jadi 41 Orang
Sebelumnya, Polresta Tangerang bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang melakukan pengecekan fisik terhadap korban sodomi yang terjadi di Kampung Sakem, Desa Tamiang, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang. Pengecekan tersebut terkait gotri yang ditelan korban setelah di sodomi pelaku Babeh.(Zie)