Inpres No.5/2017 Halangi Bulog Beli Gabah ke Petani

Date:

Bulog Sulit Beli Gabah ke Petani
Kepala Bulog Subdivre Serang, Fansuri (Foto: Mahyadi/Banten Hits).

Serang – Badan Urusan Logistik (Bulog) mengaku sulit membeli gabah dari para petani. Kenaikan harga beras yang terjadi di wilayah Banten disebut karena Bulog tak membeli gabah ke petani yang dinilai mampu menstabilkan harga beras di pasaran.

“Kami terhalang oleh Inpres Nomor 5 tahun 2015. Harga di petani kan mahal lebih dari Rp5000 kalo. Sesuai Inpres yang kita harus beli di bawah itu, tetapi persoalannya mana mau petani jual,” kata Kepala Bulog Subdivre Serang, Fansuri, Selasa (16/1/2018).

BACA JUGA: PKS Minta Wahidin Halim Jangan Adem Ayem soal Kenaikan Harga Beras

Inpres tersebut kata Fansuri merupakan upaya pemerintah guna menghindari anjloknya harga beras di tingkat petani.

“Semisal harga anjlok Rp2.500 per kilogram, kita siap tampung lebih mahal sebagai upaya melindungi petani,” ujarnya.

Fansuri menjelaskan, ketentuan pembelian gabah dalam negeri sudah diatur. Untuk gabah kering panen dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 25% dan kadar ham/kotoran maksimum 10% adalah Rp3.700 per kilogram di petani, atau Rp3.750 per kilogram di penggilingan.

Kemudian, untuk gabah kering panen dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 14% dan kadar ham/kotoran maksimum 3% adalah Rp4.600 per kilogram di penggilingan, atau Rp4.650 per kilogram di gudang Perum Bulog.

Sedangkan, harga pembelian dengan kualitas kadar air maksimum 14%, butir patah maksimum 20%, kadar menir maksimun 2%, dan derajat sosoh minimum 95% adalah Rp7.300 per kilogram di gudang Perum Bulog.

“Anggaran ada di pusat. Kita hanya sodorkan beras nanti pusat yang bayar, kita enggak pegang anggaran,” ujarnya,

BACA JUGA: Kenaikan Harga Beras di Pandeglang akibat Panen Belum Merata

Selain melakukan operasi pasar, Bulog juga telah mengecek ke setiap wilayah di Kota Serang guna melihaat persawahan yang segera akan melakukan panen raya.

“Saya sudah muter ke daerah Kasemen, Pontang dan Tanara. Masih banyak yang hijau, belum saatnya panen semua,” imbuhnya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...

bank bjb Kembali Dipercaya Jadi Penempatan RKUD Kota Tangsel

Berita Tangsel - bank bjb kembali dipercaya sebagai tempat...