Tangerang – Untuk meminimalisir keresahan masyarakat akan gangguan orang yang mengidap gangguan jiwa yang menyerang pemuka agama, Polresta Tangerang bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Sosial Kabupaten Tangerang menggelar razia, Rabu (14/2/2018).
Pelaksanaan razia tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya aksi main hakim sendiri kepada orang gangguan jiwa lantaran keresahan masyarakat. Selain itu, untuk membuktikan bahwa isu yang beredar adalah tidak benar atau hoax.
“Orang dengan gangguan jiwa kita amankan di Dinsos. Bukan berarti mereka berbuat kekerasan, namun untuk mengamankan mereka dari kemungkinan amukan warga,” kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif, Kamis (15/2/2018).
BACA JUGA : Polisi Periksa Kejiwaan Wanita Perusak Masjid dan Pria Misterius di Serang
Ia menambahkan, isu akan adanya penyerangan kepada pemuka agama mencuat akhir-akhir ini. Isu itu, menurutnya, membuat sebagian masyarakat paranoid sehingga berpotensi melakukan aksi main hakim sendiri kepada orang yang dicurigai termasuk kepada orang dengan gangguan jiwa.
“Itu isu yang dihembuskan untuk membuat masyarakat resah dan mengganggu ketertiban keamanan, karena meski mengalami gangguan jiwa mereka tetap manusia, harus kita perlakukan layak,” ujarnya.
Sabilul meminta, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan informasi atau isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga menegaskan akan menindak siapa saja yang menyebarkan informasi tidak benar itu.
“Kita bersama instansi terkait senantiasa berusaha untuk meningkatkan patroli dan pengawasan. Masyarakat kami imbau tetap tenang dan melapor apabila ada hal yang meresahkan,” terang Kapolres.
Dalam razia tersebut, sedikitnya ada 10 orang terdiri dari enam pria dan empat wanita yang diduga menderita gangguan kejiwaan. Kemudian, mereka didata dan diserahkan ke Dinas Sosial agar memperoleh pembinaan dan memastikan status kejiwaan mereka.(Zie)
