Kehidupan memang tak pernah bisa dihitung dengan rumusan matematis. Petani ditambah petani, hasilnya tidak selalu sama dengan petani. Ikhtiar merubah ketidakmungkinan jadi kemungkinan-kemungkinan, atau bahkan menjadi kenyataan.
Alur kehidupan seperti inilah yang dilakoni Didi Saeful Bahri (23), Paralegal Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Universitas Indonusa Esa Unggul. Didi kecil yang lahir dari keluarga petani, kini harus menjalani kehidupan yang tidak segaris linear dengan latar belakang keluarganya.
Kini, Didi juga tengah mengikhtiarkan hak-hak masyarakat luas lewat jalur politik. Karena Didi sadar, tak cukup dengan jalan hukum untuk membantu masyarakat sekitar.
“Saya menyadari bahwa membantu masyarakat tidak bisa hanya dilakukan melalui kemampuan saya sebagai paralegal, tetapi lewat politik juga,” kata Didi dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Wartawan Banten Hits Maya Aulia Aprilianti belum lama ini.
Didi telah memantapkan hati maju menjadi calon anggota legislatif untuk DPRD KOta Tangerang melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di partai besutan Grace Natalie ini, Didi juga turut berperan dalam meloloskan PSI Kota Tangerang dalam tahapan verifikasi faktual KPU.
“Saya ingin berkontribusi lebih untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya Kota Tangerang,” ujarnya.
Didi menceritakan, ia masuk jurusan fakultas hukum dengan konsentrasi hukum bisnis internasional di Universitas Esa Unggul Jakarta dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan indeks prestasi kumulatif 3,65. Ia juga berhasil menyelesaikan studinya secara singkat yakni 3,5 Tahun dan sempat magang di Mahkamah Konstitusi.
“Sebelum dapat membantu orang banyak, memiliki pendidikan yang tinggi merupakan salah satu jalan untuk dapat memiliki kompetensi,” jelasnya.
Selain prestasi akademiknya yang menonjol, Didi Saeful Bahri juga aktif dalam berbagai kegiatan di dalam kampus, maupun di luar kampus. Di dalam kampus ia pernah menduduki jabatan stategis di Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Esa Unggul sebagai Ketua Bidang Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum sebagai Sekretaris Jenderal.
“Di luar kampus saya sempat bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Tangerang Muda, dan pernah menjadi anggota Ambassador of Indonesian Culture and Tourism (AICT) Provinsi Banten yang memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan provinsi Banten,” ungkapnya.
Selain itu, Didi juga aktif di Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Esa Unggul sejak tahun 2014 sampai dengan sekarang, yang dibentuk guna membantu masyarakat yang tidak mampu, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum untuk mendapatkan pelayanan bantuan hukum secara gratis.
“Untuk Pendidikan saya saat ini, saya merupakan Paralegal, dimana saya pernah masuk dalam tim LBH yang menangani pencabulan anak perempuan oleh guru ngaji di Karawaci dimana saat ini pelaku divonis 12 tahun penjara,” ujarnya.
Sudah banyak kasus yang diselesaikan olehnya hanya dengan melalui proses mediasi dan negosiasi tanpa harus melalui proses badan peradilan, semua diselesaikannya di atas meja untuk mencari win-win solution untuk setiap perkara yang ditanganinya.
Semua itu ia lakukan untuk memenuhi rasa keadilan orang yang kurang mampu secara finansial dalam menghadapi proses hukum yang tidak bisa menyewa jasa pengacara untuk menangani kasusnya. Ia juga rutin melakukan kunjungan dan diskusi ke Lembaga Pemasyarakatan guna melihat bagaimana proses pembebasan bersyarat yang merupakan hak para WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan).
“Saya ingin kursi anggota DPRD Kota Tangerang tidak hanya diisi oleh ambisi kekuasaan tetapi bagaimana membantu masyarakat mendapatkan haknya, tanpa suatu kepentingan pribadi,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana
