Habitat for Humanity Indonesia Bangun Rumah Layak Huni untuk Warga Kota Cilegon

Date:

Habitat for Humanity Indonesia Bangun Rumah Layak Huni untuk Warga Kota Cilegon

Direktur Nasional Ad Interim Habitat for Humanity Indonesia James Tumbuan, Direktur HR & GA PT Krakatau Posco, Andi Soko Setiabudi dan Relawan Korea saat mengadakan konferensi pers.(Banten Hits/ Iyus Lesmana)

Cilegon – Sebanyak 90 relawan dari Negara Korea dan Indonesia yang tergabung dalam Habitat for Humanity Indonesia dan Posco akan bermitra dalam membangun rumah layak huni dan terjangkau di empat desa di kota Cilegon. Relawan yang merupakan tim Global Villge ke lima ratus tersebut memulai proyek pembangunan selama tiga tahun, yakni pada tahun 2018, 2019 dan 2020.

Program pembangunan selama empat hari yang telah di mulai pada 27 Agustus 2018, sebanyak 50 relawan dari Korea akan bekerja di empat desa di Kecamatan Ciwandan, yakni Banjarnegara, Kubangsari, Samangraya dan Tegal Ratu.

Mereka bekerja bersama rekan-rekan mereka di Indonesia dan 14 siswa berprestasi dan penerima beasiswa dari Posco TJ Park fondation. Selain itu aktor populer Korea Bae Han-sung dan Kwon Oh-Jung pun ikut dalam proses pembangunan rumah layak huni.

Bedasarkan data yang diperoleh, dalam kegiatan rumah layak huni dan terjangkau akan mentarget membuat rumah baru sebanyak 25 unit rumah, sementara terdapat 100 unit rumah yang akan di rehabilitasi, 150 unit toilet. Selain melakukan pembangunan rumah para relawan pula akan melakukan perbaikan sebanyak tiga sekolah di Kecamatan Ciwandan.

“Pemilihan pembangunan dan rehabilitasi rumah warga itu bedasarkan kriteria yang khusus dengan melibatkan pemerintah lokal yaitu kecamatan, seperti tadi keluarga di empat desa di cari kira-kira yang tidak layak huni,” kata Direktur HR & GA PT Krakatau Posco, Andi Soko Setiabudi Saat mengadakan konfrensi pers dengan awak media di Ruang Terbuka Hijau Kubangsari Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Kamis, 30 Agustus 2018.

Andi Soko mengungkapkankan, selain rumah yang kondisinya tidak layak huni status kepemilikan tanah milik warga pun menjadi salah satu kriteria untu dilakukan pembangunan. Pasalnya pihaknya menemukan masih terdapat status kepemilikan tanah bukan milik warga yang menjadi sasaran untuk dilakukan pembangunan.

“Rumah dari masyarakat tersebut memiliki tanah sendiri dan kondisi rumah yang tidak layak huni, selain itu rumah milik masyarakatnya mau di perbaiki. Kita pernah menemukan status tanahnya milik orang lain, itu bedasarkan penilaian dari pihak kecamatan dan kelurahan.” ungkapnya.

Sementara di tempat yang sama Direktur Nasional Ad Interim Habitat for Humanity Indonesia James Tumbuan mengatakan, selain melaksanakan membangun rumah layak huni dan terjangkau, terdapat sekitar 780 orang akan menerima pelatihan tentang air, sanitasi dan kebersihan, penghasilan pendapatan dan pengelolaan sampah dan limbah. Program tersebut berjudul Housing with Steel dan merupakan inisiatif tanggung jawab sosial PT Krakatau Posco.

“Tempat yang layak huni untuk tinggak dapat membantu keluarga untuk meningkatkan kualitas kesehatan mereka, Habitat for Humanity Indonesia telah melihat efek positif seperti ini sejak kami memilai mengerjakan program di Kota Cilegon pada tahun 2016,” tandasnya. (Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related