Tangerang – Sebanyak 179 penumpang bersama delapan awak pesawat dan tiga pramugari yang sedang pelatihan serta satu teknisi menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, Senin pagi, 29 Oktober 2018. Salah satu penumpang pesawat tersebut adalah Rudolf Sayerz.
Ghita Sayerz, anak korban mengaku mendapat kabar bapaknya menjadi salah satu korban pesawat Lion Air dari salah satu kerabatnya.
“Tante saya bilang papa berangkat ke Bangka pakai pesawat (Lion Air) yang (berangat) jam 6 itu,” kata Ghita dalam wawancara dengan TV One dalam program Breaking News, Senin siang, 29 Oktober 2018.
Ghita terakhir bertemu dengan papanya pada Kamis malam, 25 Oktober 2018. Saat itu Ghita yang baru pulang dari Gereja melihat Rudolf Sayerz berada di lantai satu rumahnya tengah menyelesaikan pekerjaannya.
“Kan kamar papa itu di bawah (lantai 1), jadi kalau aku naik ke lantai dua pasti ketemu papa dulu. Cuma waktu itu jam setengah 12 malam, saya pulang dari gereja. Saya melihat papa. Dia masih lembur. Aku sebenarnya mau negur papa,” ungkap Ghita dengan suara tercekat karena tangis.
“Saya menyesal gak ngikutin kata hati saya untuk nemuin papa malam itu,” sambungnya.
Kasubdit Operasi Basarnas Agus Haryono dari lokasi pencarian pesawat Lion Air JT-610 di Pantai Tanjung Pakis, Karawang, melaporkan, petugas Basarnas bersama petugas gabungan tengah melakukan pencarian pesawat. Pencarian dilakukan di permukaan laut dan di kedalaman dengan melakukan penyelaman.
“Tadi kami sudah menemukan serpihan-serpihan dari pesawat, maupun barang-barang milik korban. Saat ini sudah kami amankan,” terang Agus dalam tayangan Breaking News TV One, Senin siang.
“Perkiraan lokasi (jatuh) 30-35 meter,” sambungnya.
Agus juga mengungkapkan, pihaknya sudah menemukan potongan-potongan tubuh manusia yang diduga penumpang pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh.
“Kami tadi mengevakuasi beberapa bagian dari tubuh penumpang. Tapi kami belum bisa ungkap, itu karena hanya potongan dan kami akan serahkan ke DVI,” ungkapnya.(Rus)