Lebak- Misteri penemuan mayat tanpa identitas di Kampung Cigereweuk, Desa Cilangkap, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak mulai terungkap.
Setelah berhasil mendapatkan identitas mayat yang ditemukan tergeletak dan membusuk itu, polisi juga telah mengetahui detik-detik saat wanita berbaju merah dengan celana hitam itu berpamitan ke pihak keluarga.
Baca Juga: Mayat Wanita Berbaju Merah Ditemukan Tergeletak di Semak-semak Cilangkap Maja
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi mengatakan dari hasil penyelidikan mayat wanita itu beridentitas Asih (45) warga Semangka Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Edy mengungkapkan berdasarkan keterangan pihak keluarga, pukul 08.00 WIB Asih berpamitan untuk tidak bekerja pada 19 Agustus 2019. Ia mengaku akan jalan-jalan bersama dengan rekannya ke wilayah Bogor.
Bukannya ke Bogor, sambung Edy, keluarga melihat korban justru hendak menuju Depok, Jawa Barat. Saat itu, Asih yang diketahui berprofesi sebagai cleaning service dijemput oleh beberapa orang dengan menggunakan sebuah mobil pribadi.
Kemudian, lanjut Edy, Asih terakhir kali berkomunikasi dengan Awalia, keponakannya korban melalui pesan WhatsApp sekitar pukul 19.00 WIB.
Pada Sabtu, 24 Agustus 2019, Asih ditemukan telah membusuk di semak-semak di Kampung Cigereuwek RT 07/03 Desa Cilangkap, Kecamatan Maja Kabupaten Lebak.
“Di hanya bilang ke keponakannya itu kalau dia tidak pulang ke rumah dan masih berada di Bogor. Sekitar jam 23.00 korban sudah tidak bisa dihubungi kembali,” kata Edy dalam keterangan persnya, Senin, 26 Agustus 2019.
Baca Juga: Terungkap! Mayat Berbaju Merah yang Ditemukan di Semak-semak Cilangkap Maja Ternyata Warga Jakarta
Sebelum hilang kontak, lebih jauh Edy menerangkan Asih sempat mengirim gambar ke grup whatsapp angkatan SD. Foto tersebut menggambarkan dirinya tengah berada di dalam mobil dengan satu orang wanita di posisi stir dan satu pria di jok tengah. Kemudian handphone, tas dan dompet miliknya hilang.
“Namun, kita masih melakukan penyelidikan Lanjutan, gelar perkara dan melengkapi mindik,” katanya.
Editor: Fariz Abdullah
