Suami Doyan ‘Jajan’ di Jalan Penyebab Dominan, 170 Warga Lebak Meninggal karena HIV/AIDS

Date:

Ratusan Warga Binaan Rutan Kelas II B Rangkasbitung Ikut Layanan VCT
FOTO Ilustrasi: Ratusan warga binaan Rutan Kelas II B Rangkasbitung mengikuti layanan kesehatan VCT untuk mendeteksi HIV. (BantenHits.com/ Fariz Abdullah)

Lebak – Fakta mengerikan mengenai jumlah penderita penyakit Human Immuno Deficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Lebak berikut ini semestinya menjadi alarm.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, selama kurun 2002 sampai 2019 mencapai 360 orang, bahkan di antaranya 170 orang dilaporkan meninggal dunia.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah, Jumat, 17 Januari 2020.

“Kami terus mengoptimalkan pencegahan melalui sosialisasi kepada masyarakat, karena penyakit HIV/AIDS hingga kini belum ada obatnya,” kata Firman seperti dilansir Inews.com.

Dia mengatakan, para penderita yang masih hidup sebanyak 190 orang terus dilakukan pengobatan diagnosa untuk memperbaiki kualitas hidupnya.

Firman menjelaskan, pengobatan penderita HIV/AIDS bisa dilayani di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung secara gratis.

“Kami minta semua elemen,termasuk masyarakat juga media tokoh agama dapat mencegah penyebaran penyakit yang mematikan itu,” ujarnya.

Menurut dia, penyebaran penyakit HIV/AIDS juga ada beberapa faktor antara lain faktor pergaulan seks bebas, jarum suntik bekas narkoba, transfusi darah dari penderita positif juga air susu ibu yang positif ke bayinya.

Selama ini, kasus penderita HIV/AIDS di Kabupaten Lebak kebanyakan kaum ibu-ibu akibat suaminya kerapkali berhubungan seks di jalanan.

“Kami menemukan kebanyakan kasus HIV/AIDS ibu-ibu itu dari hasil pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, saat ini, cakupan penemuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak cukup rendah karena baru ditemukan sebanyak 360 orang dan 170 orang meninggal.

Padahal, target estimasi 1.500 orang atau 0,01 persen dari 1,2 juta penduduk Kabupaten Lebak. Penyebab rendahnya kasus penemuan HIV/AIDS tersebut akibat minimnya anggaran dari APBD setempat. Pengalokasian dana untuk penanganan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak hanya Rp100 juta, sehingga dana tersebut tidak mencukupinya

Karena itu, untuk penemuan kasus baru HIV/AIDS dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi di setiap puskesmas dan rumah sakit.

“Kami merasa terbantu adanya pemeriksaan kesehatan ibu bayi itu bisa ditemukan kasus baru penderita HIV/AIDS,” katanya.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana
Sumber: Inews.com

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...