Pandeglang – Menjelang bulan suci Ramadhan 1441 Hijriah, gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Pandeglang mengalami kelangkaan. Meski ada, harga gas elpiji melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp16.000.
“Mana mau ramadhan, gas elpiji sulit ditemukan. Kalau pun ada harganya mahal bisa tembus Rp28-30 Ribu,” kata Heri, warga Kecamatan Panimbang, Minggu, 19 April 2020.
Ilham warga Kecamatan Bojong mengatakan, akibat kelangkaan tersebut dia harus mencari ke beberapa pengecer, hingga harus menempuh jarak 7 kilometer. Dia juga mengungkapkan, harga Si Melon tembus Rp30 ribu.
“Saya harus mencari ke desa lain sampai ke kecamatan lain. Kalau pun dapat saya harus membeli Rp30.000 pertabung,” ujarnya.
Salah satu pengecer yang berada di wilayah Kecamatan Bojong, Ndos Firdaus mengatakan, akibat kelangkaan Elpiji ia pun sudah tidak mendapat pendistribusian tabung berukuran 3 kilogram dari pangkalan maupun agen.
“Kami tidak mendapatkan jatah pendistribusian dari pangkalan maupun agen. Saya dengan para pemilik toko yang tidak mendapatkan jatah, harus mencari gas elpiji ke luar wilayah Kecamatan Bojong sampai ke Kecamatan Cipeucang dan Cimanuk, sehingga harganya pun lebih mahal dari harga yang di tentukan,” jelasnya.
Editor: Fariz Abdullah