Rapid Test Massal di Pasar Kranggot, Pedagang Kok Malah Takut?

Date:

Petugas medis saat melakukan pemeriksaan rapid test kepada pedagang di Pasar Kranggot, Kota Cilegon. (BantenHits.com/ Iyus Lesmana)

Cilegon – Upaya mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Cilegon terus dilakukan, salah satunya dengan menggelar rapid test massal di Pasar Kranggot, Rabu, 10 Juni 2020.

Rapid test massal tersebut digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten.

Namun, meski pemerintah sudah memfasilitasi rapid test gratis, warga masih enggan memeriksakan diri. Bahkan, mereka malah takut.

Sekretaris Disperindag Kota Cilegon, Bayu Panatagama mengungkapkan, kurangnya tingkat kesadaran dari pengunjung pasar maupun dari pedagang untuk melakukan rapid test di Pasar Kranggot terlihat dari jumlah yang mengikuti rapid test.

“Tingkat kesadaran masih kurang, mereka menggangap rapid test menjadi suatu momok yang besar padahal sesungguhnya ketika orang di-rapid test apa lagi biaya ditanggung pemerintah, gratis, maka kemudian orang tersebut mendapatkan reaktif rekomendasinya adalah istirahat 14 hari,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media.

Bayu membeberkan, penyebaran Covid-19 di tempat keramaian kemungkinan besar bisa terjadi dengan cepat. Dengan kesadaran diri masyarakat maupun pedagang untuk melakukan rapid test menjadi salah satu upaya pemerintah melakukan pencegahan.

“Kalau tidak seperti itu seandainya tiga puluh persen yang terindikasi dan jangan sampai berkembang ke presentasi yang lebih tinggi. Lebih baik istirahat, kalau dia tidak ketahuan ODP tidak reaktif atau tidak cek rapid maka kemudian berkeliaran dan kemudian positif ini yang bahaya,” bebernya.

Kembali Bayu mengungkapkan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah jika terdapat pedagang yang terjangkit Covid-19 seperti melakukan tracking dan tidak menutup kemungkinan jika aktivitas perdagangan di pasar tradisional tersebut bakal ditutup sementara waktu.

“Jika ada orang yang postif maka kita akan cari tahu dari mana sumbernya dan evaluasi jika ada yang mengarah ke pedagang di sini. Kita lihat tingkat pergerakannya seperti apa, jika ada peragang yang terkonfirmasi kita ada protapnya kita ada aturannya tata cara melakukan kebijakan yang ada contoh kita lakukan penutupan 2 sampai 3 hari dalam masa penutupan itu kita lakukan langkah-langkah sterilisasi dan menjamin segala sesuatunya tapi kita harap ada indikatornya dan tidak mudah untuk menutup pasar,” tandasnya.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jajaki Koalisi untuk Banten yang Lebih Baik, Dua Perempuan Nakhoda Partai Besar Gelar Pertemuan di Tanggal Cantik

Berita Banten - Penjajakan koalisi untuk menghadapi Pilkada Serentak...

Ada PJU Mati di Kota Tangerang? Hubungi Kontak-kontak Ini Agar Cepat Ditangani!

Berita Tangerang - Buat warga yang mendapati lampu penerangan...

Indonesia Emas 2045 Jadi Fokus, Ini Cara Ratu Tatu Padukan RPJPD dengan RPJPN

Berita Serang - Indonesia Emas 2045 menjadi fokus Rencana...

Dukungan Polri ke Kementan untuk Wujudkan Swasembada Pangan Jadi Energi Baru Pertanian

Berita Jakarta - Kementerian Pertanian dan Kepolisian Republik Indonesia...