Serang- Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten mencatat terdapat penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Tahun 2020. Alasannya, karena dihantam Virus Covid-19.
Di tengah Pandemi, tercatat perolehan PKB hanya mencapai Rp9 sampai 10 miliar per harinya. Sedangkan biasanya mampu mencapai Rp20 miliar.
“Pendapatan rata-rata Rp 9-10 miliar. Kalau kondisi kaya gini mah susah mau ditingkatkannya lagi,”kata Kepala Pendapatan Daerah (Bapenda) Banten, Opar Sochari seusai melakukan rapat koordinasi dengan Komisi III DPRD Banten, di Sekretariat DPRD Banten, Kamis, 6 Agustus 2020.
Meski demikian, menurut Opar saat ini pendapatan daerah Provinsi Banten masuk ke enam besar tingkat nasional. Artinya, kata dia, realisasi Pemprov Banten sudah bagus dibandingkan dengan provinsi-provinsi yang lain.
Namun, pihaknya mengeluhkan selama ini belum bisa memaksimalkan tagihan tersebut. Sebab, masyarakatnya masih terdampak pandemi.
Ia menyebutkan pemilik kendaraan dari total 4,5 juta itu didominasi oleh kendaraan roda dua yaitu sekitar 90 persen.
“Mohon maaf, roda dua ini yang memilikinya para pekerja, buruh. Makanya kita masih menggunakan bebas tunggak. Kalau PKB mah sudah 65 persen,”
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedi menyoroti, bahwa pendapatan yang masih bisa diandalkan dari lima item pajak yaitu sektor pajak kendaraan bermotor (PKB) dan pajak bea pajak nomor kendaraan bermotor (BPNKB).
“Kita tadi fokus pada dua hal itu dan emang lebih kepada kemampuan daya beli masyarakat,” katanya.
Menurut dia, jika dilihat kemampuan daya beli masyarakat memang terlihat sekali dari penurunan BPNKB yang mustinya di triwulan ke dua sudah mencapai 60 persen, namun baru mencapai 40 persen.
“Ini menunjukkan daya beli menurun. Tapi kita melihat ada potensi dari sisi PKB. Nah itu potensinya cukup besar dan dari tahun ke tahun ini tunggakan kendaraan bermotor semakin banyak,” pungkasnya.
Editor: Fariz Abdullah