Tangerang – Tiga warga yang berasal dari Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dinyatakan positif terpapar virus COVID-19 varian India dan Inggris.
Kasus ini menjadi temuan kasus baru COVID-19 varian B1617 dan B117 di Provinsi Banten.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten sekaligus Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Banten, Ati Pramudji Hastuti, dua kasus B1617 strain India ada di Kecamatan Serpong Utara, Tangsel. Dan satu kasus B117 strain Inggris ada di Kecamatan Mekar Baru, Kabupaten Tangerang.
“Ada tiga pasien yang positif varian baru, satu kasus di Kabupaten Tangerang dan dua kasus di Tangsel,” kata Ati dalam keterangannya, seperti dilansir Suara.com–jaringan BantenHits.com, Kamis, 6 Mei 2021.
Satu pasien di Kabupaten Tangerang terpapar virus corona jenis baru usai kembali dari luar negeri, yakni Arab Saudi.
Sementara dua pasien di Tangsel diketahui terpapar dari anaknya yang tinggal di Jakarta.
Ketiga warga tersebut tengah menjalani perawatan setelah dinyatakan terpapar virus corona jenis baru.
Dua pasien yang terpapar B1617 strain India tengah dirawat di Rumah Sakit Hermina, Tangsel.
Sementara satu pasien terpapar B117 strain Inggris di Kabupaten Tangerang menjalani isolasi khusus di bawah pemantauan pihak puskesmas karena mengalami gejala ringan.
Tim Satgas COVID-19 telah mengambil sampel kepada keluarga atau kontak erat guna mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru tersebut.
“Untuk memastikan lebih lanjut dilakukan pengambilan sampel yang kontak erat,” kata Ati.
Pulang dari Timur Tengah Februari 2021
Dikutip BantenHits.com dari Kumparan.com, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi mengatakan 1 pasien corona Inggris di daerahnya itu merupakan warga Kecamatan Mekar Baru.
“Yang bersangkutan ini warga Kecamatan Mekar Baru, Kabupaten Tangerang. Di mana yang bersangkutan merupakan pekerja migran dan baru pulang dari luar negeri yakni, Timur Tengah,” katanya, Kamis, 6 Mei 2021.
Hendra mengatakan pasien itu tiba di Indonesia pada pertengahan Februari 2021. Pasien tersebut kemudian menjalani karantina selama 20 hari.
“Dia ini OTG, dan saat ini statusnya sudah sembuh, tapi masih dalam pemantauan oleh puskesmas selama 14 hari,” ujarnya
Untuk mencegah transmisi lokal, Hendra mengatakan institusinya, langsung mengecek kepada keluarga yang bersangkutan dengan mengambil sampel dan dibawa ke Litbangkes Kementerian Kesehatan.
“Kita tengah cek dan saat ini masih menunggu hasilnya,” ungkapnya.
Editor: Fariz Abdullah
