Serang – Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten memastikan akan menunda pengadaan empat mobil dinas senilai Rp 2,8 Miliar.
Penundaan pembelian mobil dinas jenis Toyota Camry 2.5 V A/T 6 speed otomatis 2494 CC itu setelah diritisi bergabai kalangan masyarakat.
Sebab rencana pengadaan mobil mewah yang diperuntukan untuk unsur pimpinan DPRD tersebut dilakukan saat rakyat dirundung wabah COVID-19.
Sekretaris Dewan (Setwan) DPRD Provinsi Banten E.A Deni Hermawan menjelaskan,
rencana pengadaan kendaraan dinas tersebut seharusnya dilaksanakan pada triwulan pertama.
Akan tetapi kasus COVID-19 masih sangat tinggi, sehingga pimpinan DPRD bersepakat untuk membatalkan rencana pengadaan kendaraan tersebut. Mengingat prioritas utama APBD Banten yakni untuk penanganan COVID-19.
“Pembatalan pengadaan kendaraan dinas bagi pimpinan DPRD ini merupakan bentuk sense of crisis, dimana saat ini kita sedang diuji menghadapi pandemi COVID-19. Jadi bukan karena adanya tekanan dari pihak manapun,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat 23 Juli 2021.
Sedangkan untuk pengadaan kendaraan dinas unsur pimpinan DPRD Banten bisa menunggu kondisi yang lebih memungkinkan. Sebab peengadaan mobil dinas ini perlu dilkaukan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas DPRD.
“Kendaraan saat ini sudah banyak kendala saat melakukan perjalanan perjalanan kedinasan sehingga perlu dilakukan penggantian, pengadaan tersebut direncanakan sejak tahun anggaran 2020,” ujarnya.
Sebelumya diberitakan, Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (Alipp) Uday Suhada menilai rencana pengadaan mobol tersebut menyakiti hati rakyat yang lagi menderita terdampak COVID-19.
“Dimana letak rasa keprihatinan mereka? Diletakkan dimana otak mereka? Tak adakah rasa malu pada rakyat yang saat ini sedang menjerit?,” ujar Uday, Kamis 22 Juli 2021.
Uday meminta agar pengadaan mobil dinas tersebut dibatalkan dan mengalihkan anggaran pengadaan mobil untuk penanganan COVID-19 yang masih menggila di Provinsi Banten.
“Karena itu secara tegas ALIPP menyampaikan sikap, batalkan pembelian mobil mewah itu, lihatlah rakyat kalian yang dalam kesusahan,” tutupnya.
Editor : Darussalam Jagad Syahdana
