Cilegon- Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) menilai Gubernur Banten Wahidin Halim arogansi dan antikritik.
Pernyataan itu mereka lontarkan atas sikap orang nomor satu di Tanah Jawara itu yang telah mempolisikan enam buruh yang berhasil mendobrak dan menduduki ruang kerjanya.
“Ini merupakan suatu bentuk sikap arogansi dan anti kritik berlebihan yang dilakukan oleh Gubernur Banten. Karena pada dasarnya, buruh hanya ingin bertemu dan diberikan ruang untuk berdiskusi terkait revisi SK UMP 2022,”kata Ketua Umum IMC Hariyanto saat unjuk rasa di Landmark Cilegon, Selasa, 28 Desember 2021.
Mahasiswa menilai Wahidin Halim tak layak menjadi gubernur Banten. Ia dirasa hanya pantas menjadi pemain catur.
“WH Jago Maen Catur, Ora Jago Jadi Gubernur. Ngawur!’ (Wahidin Halim hebat main catur, tidak hebat menjadi gubernur-red,”tulis aspirasi mereka dalam sebuah spanduk yang dibentangkan saat aksi.
Heriyanto juga menyayangkan keputusan Gubernur Banten yang mempolisikan aksi para buruh di ruang kerjanya.
“Seharusnya tidak seperti itu, semua bisa dibicarakan baik-baik,” katanya.
“Perlu masyarakat ketahui bahwa, ini adalah sebuah bentuk spontanitas dan kekecewaan buruh terhadap Gubernur Banten, karena Gubernur Banten selalu abai dan enggan menemui pihak buruh, dan tidak ada yang menerima aspirasi dari pihak Pemprov Banten ketika buruh melakukan aksi unjuk rasa,” timpal Heriyanto.
Editor: Fariz Abdullah