Berita Lebak – Darah anak bangsa kembali harus tumpah sia-sia akibat tawuran. Kali ini, A (16), siswa SMK Tekpem Yayasan Miskykatul Azkiya Rangkasbitung harus terkapar akibat luka terkena sabetan senjata tajam.
A menjadi korban saat tawuran pelajar pecah di Kampung Pasir Nangka, Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu, 7 Desember 2022.
Kapolres Lebak, AKBP Wiwin Setiawan mengatakan tawuran terjadi pada sekitar pukul 11.50 WIB. Tawuran dilakukan oleh dua kelompok pelajar dari dua sekolah berbeda.
“Iya tawuran pelajar. Antara SMK Tekpem (pihak korban) dengan sekolah musuhnya yang masih dalam penyelidikan,” kata Wiwin dikonfirmasi, Rabu, 7 Desember 2022 seperti dikutip BantenHits.com dari detik.com.
Menurut Wiwin, sebelum tawuran, para pelajar itu melakukan aksi konvoi sepeda motor. Ketika bertemu, kelompok pelajar yang belum diketahui identitasnya menyerang korban menggunakan senjata tajam.
“Setelah bertemu (dua kelompok pelajar) kemudian membacok dari arah belakang menggunakan celurit kepada rombongan motor SMK Tekpem, pada saat itu korban terjatuh,” tuturnya.
Saat ini korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis. Polisi masih melakukan penyelidikan insiden ini.
“Untuk korban sudah dibawa ke RS dan beberapa saksi sudah diperiksa. Sudah mendatangi TKP, kami menindaklanjuti peristiwa pembacokan tersebut,” jelasnya.
Terpisah, saksi mata bernama Muhayat mengaku melihat peristiwa pembacokan tersebut. Korban dibacok di atas motor.
“Saya habis dari sawah, duduk di depan rumah. Iya melihat anak sekolah (konvoi). Pelaku langsung membacok pakai senjata, korban di motor, pelaku juga di motor. Iya sambil jalan (pembacokan),” ujar Muhayat.
Di lokasi jumlah pelajar cukup banyak, diperkirakan mencapai puluhan orang. Kelompok pelajar yang menjadi korban, kata Muhayat, ada 5 orang.
“Pihak korban itu cuma sedikit hanya sekitar 5 sampai 8 orang, sedangkan pihak pelaku ada sekitar 10 orang lebih, iya banyakan,” tuturnya.
Muhayat menjelaskan, warga yang melihat peristiwa tersebut langsung membubarkan kerumunan. “Dibubarin, dilempar batu sama warga, langsung mereka kabur, bubar. Kalo nggak ada warga mungkin korban sudah meninggal, dikeroyok gitu,” pungkasnya.
Sumber: detik.com