Sebab Tiga Dosa Besar dalam Dunia Pendidikan Masih Sering Terjadi

Date:

ILUSTRASI KORBAN PENCABULAN
Intoleransi, perundungan, dan pelecehan seksual disebut sebagai dosa besar dalam dunia pendidikan di sekolah. FOTO ILUSTRASI: liputan6.com.

Berita Bandung Barat – Intoleransi, perundungan, dan pelecehan seksual, disebut merupakan tiga dosa besar dalam dunia pendidikan di sekolah. Tiga dosa itu tengah gencar disosialisasikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Namun, tiga dosa besar itu masih kerap terjadi, salah satunya karena kemudahan akses informasi di internet yang tidak diawasi guru dan orang tua. Selain itu, penyebab lainnya adalah pengaruh lingkungan atau pergaulan. Termasuk minimnya pengawasan dari keluarga dan sekolah.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih saat menyosialisasikan tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, Jumat, 16 Desember 2022.
“Hal itu yang harus jadi perhatian agar ke depan tidak ada lagi kasus-kasus kekerasan dan perundungan yang menjadikan anak sebagai objek (korban),” kata Asep Dendih seperti dilansir iNews.id.

52 Kasus Kekerasan Anak

Sosialiasi yang dilakukan Dinas Pendidikan KBB, dinilai sebagai langkah untuk meminimalisir terjadi tiga dosa besar dalam dunia pendidikan. Seluruh guru dan murid wajib memahami dan menghindari tiga dosa besar tersebut.

Diketahui, kasus kekerasan dan pelecehan seksual dengan korban anak-anak masih ditemukan di KBB. Itu menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani.

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB mencatat, terjadi sebanyak 52 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan selama 2022. Dari 52 kasus itu, 11 di antaranya adalah kekerasan terhadap anak dan dua perundungan.

“Untuk meminimalisir kasus perundungan dan kekerasan di kalangan pelajar, perlu pengawasan dan sosialisasi tiga dosa besar pendidikan yang harus dipahami (dan dihindari) guru dan murid,” ungkap Asep Dendih.

Dalam sosialisasi, lanjut Asep, diberikan berbagai pemahaman terkait pentingnya memberikan pendidikan karakter kepada para anak didik.

Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah keteladanan dari pendidik atau guru. Sebab, pendidikan karakter tidak hanya diterapkan kepada anak didik, namun para guru pun wajib memiliki karakter yang baik. Sebab anak memiliki kecenderungan untuk meniru.

“Karenanya, seorang guru dituntut mampu menunjukkan keteladanan dan contoh yang baik bagi para anak didik,” ujar Asep.

Sumber: jabar.inews.id

 

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Daftar Calon Gubernur Banten 2024 di PDI-P, Berkas Airin Langsung Dinyatakan Lengkap

Berita Banten - Airin Rachmi Diany resmi mendaftar Calon...

Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Gelontorkan Bantuan Mesin Kapal hingga Alat Tangkap Ikan untuk Nelayan

Berita Tangerang - Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang menggelontorkan bantuan...

Mad Romli Diberi Keleluasaan Partai Golkar untuk Tentukan Pendamping

Berita Tangerang - Calon Bupati Tangerang 2024-2029, Mad Romli...

Pj Bupati Ungkap Cara Pemkab Tangerang Jalin Harmonisasi dengan Buruh dan Pengusaha

Berita Tangerang - Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Tangerang saban...