SARA hingga Hoaks Jadi Sebab Jabar Tempati Wilayah Rawan saat Pemilu 2024

Date:

simulasi pengamanan pemilu di polres serang
SARA hingga hoaks jadi sebab Jabar tempati wiayah rawan saat Pemilu 2024. FOTO ILUSTRASI: Polres Serang menggelar simulasi pengamanan Pemilu 2019, Kamis, 22 November 2019. (Dok.BantenHits.com) 

Berita Jabar – Faktor suku, agama, ras dan antargolongan atau SARA hingga hoaks menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat kerawanan pemilu di Jawa Barat pada Pemilu 2024.

Secara nasional, Jawa Barat menempati urutan empat besar wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Di atas Jawa Barat secara berurutan ditempati DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.

Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyakarat (P2M) Bawaslu Jabar, Zaki Hilmi mengatakan, ada empat dimensi tolok ukur sampai ada tingkatan kerawanan. Keempatnya adalah konflik sosial politik, penyelenggaraan, kontestasi dan partisipasi.

“Ternyata Jabar paling peringkat tertingginya dari kontestasi. Di mana soal hak dipilih kemudian pelaksanaan kampanye,” kata Zaki, Kamis, 2 Februari 2023 seperti dilansir RCTI+.

Zaki menjelaskan, hak dipilih menyangkut soal isu perempuan sebagai calon pemimpin maupun penolakan calon pemimpin berdasarkan isu SARA.

Lalu, dari sisi kampanye adalah informasi hoaks, black campaign (kampanye hitam), penggunaan fasilitas negara, netralitas ASN, TNI dan Polri lalu soal money politik.

Untuk mengantisipasi hal itu, Bawaslu Jabar menyatakan sudah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk melaporkan dan menarik unggahan dari akun yang memproduksi ujaran kebencian, isu SARA atau politik identitas.

“Secara umum kalau di Jawa Barat, yang rawan tinggi itu ada di Kabupaten Bandung. Semua ada kategorisasi empat dimensi ini dan pemetaan di kaupaten/kota berbeda,” ujar Zaki.

Menurut Zaki, banyak yang memprediksi kerawanan Pemilu 2024 lebih tinggi dibanding pemilu sebelumnya. Maka dari itu, pihaknya berusaha menganalisa dan mengantisipasi hal tersebut.

Zaki menambahkan, dinamika kontestasi politik lebih tinggi terutama soal konsekuensi keberlimpahan pengguna media sosial, baik yang dilakukan oleh peserta pemilu atau partisipasi publik memberikan sikap dan tanggapan.

“Yang penting diantisiapasi, pertama akan melakukan upaya take down, kerja sama dengan Kominfo dan platform medsos yang ada. Kedua penguatan literasi maysrakat. Terhadap bagaimana penggunaan medsos yang baik, bagaimana soal tahapan pemilu yang benar, pencalonan dan lainnya,” beber Zaki.

“Yang ini bagi kita bagian dari strategi mencegah terjadinya sebaran hoax dan black campaign sendiri. Kami juga sedang membentuk tim khusus, termasuk bekerjasama dengan pemuka atau organisasi agama,” tandasnya.

Sumber: RCTI+

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Daftar Calon Gubernur Banten 2024 di PDI-P, Berkas Airin Langsung Dinyatakan Lengkap

Berita Banten - Airin Rachmi Diany resmi mendaftar Calon...

Pesan dari Dua Prajurit Bhayangkara di Timnas U-23 untuk Kawula Muda! 

Berita Sepak Bola - Keberhasilan Timnas U-23 menembus semi...