Banten Hits.com – Hukuman mati bagi terpidana Narkoba yang baru dilakukan menuai pro kontra. Namun, eksekusi mati tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. Pasalnya, kejahatan itu berpotensi menghancurkan generasi muda secara masif.
Banten Hits.com – Hukuman mati bagi terpidana Narkoba yang baru dilakukan menuai pro kontra. Namun, eksekusi mati tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. Pasalnya, kejahatan itu berpotensi menghancurkan generasi muda secara masif.
“Saya sangat mendukung eksekusi mati terpidana Narkoba, karena itu sangat bisa menghancurkan generasi bangsa,” ungkap Moh. Nasir, salah satu warga Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Senin (19/1/2015).
Nasir menambahkan, agar dalam kasus narkoba yang makin mengkhawatirkan, seharusnya digunakan mekanisme hukum luar biasa dalam penangan dan pengadilannya.
“Saya dukung adanya mekanisme mempercerpat proses hukum kasus Narkoba seperti dulu zaman Mahmilub, sehingga filosofi hukuman mati sebagai cara menjerakan orang bisa cepat terlaksana,” ujar pria pesiunan guru ini.
Ia juga meminta kepada pemerintah Belanda dan Brazil harus menghargai penegakan hukum yang berlangsung di Indonesia, terkait pelaksanaan hukuman mati terhadap warga nya yang di eksekusi mati lantaran terlibat narkoba.
“Kedua kepala negara (Belanda dan Brazil-red) juga harus menghargai bahwa pelaksanaan hukuman mati tersebut merupakan bentuk penegakkan hukum yang berlangsung di Indonesia,” jelas Nasir.
Diketahui, Kejaksaan Agung telah melakukan eksekusi mati kepada 6 terpidana Narkoba pada Minggu (18/1/2015). Tak hanya di Indonesia, hukuman mati tersebut juga menjadi isu internasional. Berikut 6 terpidana Narkoba yang telah di eksekusi mati.
1. Namaona Denis (48), warga negara Malawi.
2. Marco Archer Cardoso Moreira (53), warga negara Brasil.
3. Daniel Enemuo alias Diarrassouba Mamadou (38), warga negara Nigeria.
4. Ang Kiem Soei alias Kim Ho alias Ance Tahir alias Tommi Wijaya (52), warga negara Belanda.
5. Tran Thi Bich Hanh (37), warga negara Vietnam.
6. Rani Andriani alias Melisa Aprilia, WNI asal Cianjur, Jawa Barat. (Nda)
