Banten Hits – Guna mencegah penyalahgunaan izin usaha, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta agar para pelaku industri kecil dan besar membuat laporan laporan perkembangan usahanya secara rutin.
Laporan informasi industri tersebut akan jadi syarat sebuah perusahaan untuk mendapatkan Tanda Daftar Industri (TDI) dan sebagai bahan pengawasan yang dilakukan Pemkot Tangsel.
“Ini penting sebagai kontrol Pemerintah terhadap industri yang ada di Tangsel,” kata Kepala Bidang Industri Disperindag Tangsel, Ferry Fayacun, Kamis (29/10/2015).
Ferry menjelaskan, bagi industri dengan nilai investasi di bawah Rp200 juta maka wajib melaporkan informasi industri nya per tahun dengan batas akhir waktu pelaporan sampai 31 Januari tahun berikutnya.
“Laporannya mulai dari 1 Januari sampai akhir Desember. Laporan itu, paling lambat dibuat tanggal 31 Januari tahun berikutnya,” ujarnya.
Sedangkan, industri dengan investasi mulai dari Rp200 sampai Rp10 Miliar, diwajibkan untuk membuat laporan informasi industrinya dua kali dalam setahun.
“Pertama laporan per-Januari sampai Juni yang paling lambat diserahkan pada tanggal 31 Juli. Sementara per-tahunnya sama, mulai laporan dibuat 1 Januari sampai akhir Desember dengan paling akhir laporan tanggal 31 Januari tahun berikutnya,” jelas Ferry seraya menambahkan jika kategori jumlah nilai investasi tersebut di luar harga tanah dan bangunan.
Lebih lanjut dikatakan Ferry, Pemkot Tangsel terus berupaya mempertahankan industri olahan dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang saat ini berada pada angka 8,48 persen.
“Sektor industri olahan Tangsel menyumbang 14,5 persen dari total jumlah laju pertumbuhan ekonomi dan ini masuk kategori yang cukup tinggi,” imbuhnya. (Nda)
