Banten Hits – Salah seorang pemilik saham PT Mutiara Kasih, Ida Winarti menyatakan, penyegelan terhadap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda yang berlokasi di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Jum’at (4/12/2015), memang sengaja dilakukan oleh pihak managemen.
“Penghentian aktivitas operasional rumah sakit dan apotik sengaja dilakukan managemen,” kata Ida belum lama ini melalui sambungan telephone.
Ida menerangkan, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan susunan managemen. Pasalnya, penanggung jawab klinik dan apotik yang namanya tertera di perizinan sebelumnya, sudah habis masa berlaku perijinannya. Sesuai arahan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, kata Ida, maka harus diurus kembali perizinan yang baru sesuai dengan Permenkes. (BACA: RSIA Mutiara Bunda Cilegon Disegel, Pasien Telantar).
Dirinya mengakui, jika namanya tercatat sebagai pihak yang terlampir dalam perizinan sebelumnya. Namun, lantaran terdapat persoalan di dalam managemen, Ida memutuskan mengundurkan diri dari jajaran managemen, dan langsung berkoordinasi dengan Dinkes untuk mengantisipasi jika terjadi persoalan yang dikhawatirkan akan muncul kedepannya.
“Saya tidak mau, nanti kalau ada persoalan saya terbawa-bawa. Karena izin praktek masih atas nama saya. Jadi sesuai prosedur, maka perizinan itu saya laporkan ke Dinkes,” jelasnya.
Sementara itu, Kadinkes Cilegon, Arriadna yang dihubungi Banten Hits membenarkan jika penyegelan yang berdampak kepada berhentinya operasional rumah sakit, dilakukan oleh pihak managemen yang dianggap merupakan bentuk kesadaran dari pihak managemen karena belum mengantongi izin legal klinik dari Dinkes.
“Pada saat dokter atau penanggung jawab itu mengundurkan diri, secara otomatis dia harus melakukan pencabutan izin kepada kami. Kami sampaikan kepada RSIA, bahwa mereka harus mengajukan perizinan klinik yang baru. Dan hal itu yang belum mereka lakukan,” pungkasnya.(Nda)
