Banten Hits – Meski dijaring petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), keberadaan anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng) nyatanya sulit dihilangkan, terutama di kota-kota metropolitan, seperti di Kota Tangerang.
Besarnya pendapatan yang diraih menjadi salah satu faktor para anjal dan gepeng lebih memilih mencari rezeki dengan cara meminta-minta di sejumlah titik keramaian, ketimbang bekerja atau berwiraswasta.
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang, Agus Sudrajat mengatakan, mencari rezeki dengan cara mengemis bukan lagi dilakukan karena keterpaksaan desakan ekonomi, melainkan sudah dijadikan sebuah profesi yang bisa menghasilkan rupiah dengan cara mudah.
“Mereka lebih memilih ngamen dan.mengemis. Kita sudah sering tawarkan agar mereka dapat pelatihan gratis di Provinsi, biar nantinya bisa disalurkan ke perusahaan untuk bekerja. Tapi banyak dari mereka yang menolak,” kata Agus.
BACA: Belasan Anjal dan Gepeng di Kota Tangerang Dijaring Petugas
Agus mengungkapkan, sejumlah pengamen dan pengemis justru berani membayar Rp80 ribu untuk menitipkan anaknya selama mereka mencari uang di jalanan.
“Saya yang PNS saja akan mikir-mikir dulu menitipkan anak dengan biaya Rp80 ribu per hari. Artinya, penghasilan mereka dalam sehari bisa lebih dari itu dan sangat mudah,” ujarnya.
Membersihkan sudut-sudut Kota dari anjal dan gepeng memang tidak mudah. Untuk itu, Agus mengharapkan masyarakat tidak lagi memberikan uang kepada para anjal dan gepeng. Hal tersebut, sebagai salah satu upaya mengurangi jumlah anjal dan gepeng di Kota Tangerang.(Nda)
