Banten Hits – Kabar memilukan dari dunia pendidikan kembali terdengar. Kali ini ratusan siswa SDN 3 Tanjung yang berlokasi di Kampung Tanjung, Desa Tanjung, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang harus belajar di lahan pabrik pengolahan singkong milik PT CBA.
Aktivitas belajar di pabrik itu sudah berlangsung selama empat bulan lalu. Mereka terpaksa menumpang di salah satu ruangan yang terbuka milik pabrik tersebut setelah atap sekolah hancur berat. Padahal atap dengan rangka baja tersebut baru dibangun sekitar tiga tahun lalu.
Pandeglang Care Movement melalui siaran pers yang diterima Banten Hits menyamapikan, mereka sempat memberikan bantuan berupa terpal supaya siswa tidak kepanasan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Dari keterangan guru di SDN 3 Tanjung, sebanyak 138 siswa yang belajar di lahan pabrik itu harus mengkuti pelajaran dengan suasana yang sangat tidak kondusif.
“Saya berharap kepada dinas terkait agar segera merespon kondisi sekolah di sana dikarenakan menurut saya ada beberapa hal yang harus segera diselesaikan,” kata perwakilan Pandeglang Care Momenent Ahmad Aang kepada Banten Hits, Kamis (15/9/2016).
Menurut Ahmad, kesehatan siswa dapat terganggu karena pabrik itu juga berpolusi dan anak-anak belajar dengan kondisi kepanasan karena tidak dilindungi penutup yang layak. Selain itu, anak-anak juga rawan ancaman hewan berbisa semisal ular dan binatang lainnya.
“Dengan tidak ada ruang kelas untuk belajar, anak-anak akhirnya enggan dan malas untuk datang ke sekolah. Bagaimana mau mencerdaskan bangsa kalau bangunannya saja tidak diperhatikan,” ungkapnya.
Kondisi miris tersebut diperparah dengan kondisi kesehatan Kepala Sekolah SDN 3 Tanjungan Husen yang sudah tiga tahun tidak pernah masuk sekolah karena sakit menderita sakit stroke. Penanggungjawab di sekolah diserahkan ke wakilnya, Sukarja.(Rus)
