Pandeglang – Pemerintah mencoret pembangunan Bandara Banten Selatan (Bansel) yang rencananya bakal dibangun di Kabupaten Pandeglang dari proyek strategis nasional.
Ketersediaan lahan disebut menjadi faktor batalnya bandara yang dinilai sangat penting untuk mendatangkan wisatawan asing sebagai upaya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Bupati Pandeglang Irna justru mencurigai, batalnya pembangunan bandara disebabkan melambungnya harga tanah karena maraknya spekulan.
“Sudah dianggarkan, tetapi mungkin karena banyak spekulan jadi harga semakin tinggi. Anggaran Rp1 Triliun belum tahu dari mana,” kata Irna, Senin (21/8/2017).
Padahal, Pemkab Pandeglang sudah agar Kementerian LHK menyerahkan lahan seluas 540 hektar milik Perhutani. Karena sebelumnya, rencana pembangunan bandara sempat bermasalah ketika izin penetapan lokasi oleh Pemprov Banten berakhir pada tahun 2015.
“Sudah di iyakan oleh Kementerian LHK. Tetapi saya tidak tahu kesalahannya di mana. Kami hanya memfasilitasi. Harusnya pengelolaannya oleh pemprov, belum bisa menyiapkan lahannya. Maka saya bergegas ke LHK, di mana ada lahan Perhutani mengapa tidak? Tetapi ternyata belum cocok, apa boleh buat,” papar Irna.
Kendati demikian, Irna mengaku Pemkab Pandeglang akan memfokuskan perhatiannya ke empat proyek strategis nasional lainnya.
“Kami akan kawal empat proyek lainnya; KEK, Tol Serang-Panimbang, reaktivasi jalur rel kereta, dan pelabuhan perdagangan,” tutup Irna.(Nda)