Cilegon – Guna mempersempit ruang gerak pelaku penyelundupan narkoba melalui jalur laut, khususnya di Perairan Banten, Ditpolair Polda Banten meminta nelayan untuk ikut berperan serta dalam memperketat dan mengawasi pelabuhan tikus yang berada di sepanjang Perairan Banten.
Direktur Polair Polda Banten Kombes Pol. Nunung Syaifudin mengatakan, pangkalan perahu yang digunakan oleh para nelayan di Banten dinilai rawan dijadikan tempat sandar perahu untuk penyelundupan narkoba di Pulau Jawa.
“Saat ini kita sedang melakukan penggalangan dan pendekatan pada nelayan. Nelayan jadi mata dan telinga kita dalam mengawasi pelabuhan tikus yang rawan menjadi jalur peredaran narkoba,” ujar Nunung Sabtu, 24 November 2018.
Menurut Nunung, keikutsertaan nelayan membantu petugas kepolisian dengan cara mengawasi perahu-perahu yang tidak dikenal sandar di pangkalan yang biasa digunakan oleh nelayan dinilai sangat efektif meminimalisir tindak penyelundupan narkoba.
“Perairan Banten memang rawan menjadi pintu masuk narkoba. Garis pantai sepanjang 546 kilometer, sementara jumlah personil dan Kapal Patroli Polair kami rasa masih kurang, sehingga belum semua jalur pantai diawasi dengan maksimal,” ungkapnya.
Selain bekerjasa sama dengan para nelayan di Banten, lanjut Nunung, pihaknya telah mengajukan penambahan armada kapal patroli berukuran besar yang bisa digunakan untuk patroli di laut yang lebih dalam seperti Perairan Selatan Banten.
“Kami sudah ajukan bantuan penambahan kapal patroli ke Pemprov Banten dan Mabes Polri. Semoga dapat segera terealisasi,” imbuhnya. (Rus)