Lima Tahun Diserang Virus Aneh, Warga Miskin di Tangsel Hanya Terbaring di Dalam Rumah Triplek

Date:

Lima Tahun Diserang Virus Aneh, Warga Miskin di Tangsel Hanya Terbaring di Dalam Rumah Triplek
Yan Dwi Lestari, warga miskin di Tangsel lima tahun hanya mampu terbaring di atas kasur. Virus aneh yang menimpanya hingga kini tak pernah bisa terdeteksi. (BantenHits.com/ Ade Indra Kusuma)

Yan Dwi Lestari (34), warga miskin di Tangsel hanya terbujur lemah di sebuah kasur di dalam rumah berdinding bata dan triplek di Gang Sukamandiri, Jalan Raya Aria Putra, Kelurahan Serua Indah, Kecamatan Ciputat. Tubuhnya hanya menyisakan tulang dibalut kulit.

Kondisi tersebut sudah dialami Yan sejak lima tahun silam. Selama itu pula Yan menghabiskan waktu di atas kasur pemberian teman-temannya.

Tempat tinggal Yan lebih mirip bedeng atau rumah darurat sementara yang dibuat pekerja proyek. Bangunan tersebut hanya berukuran 3×3 meter yang terbuat dari bata dan triplek, beratapkan asbes yang disangga besi seperti rangka tenda.

Sulastri (58), ibunda Yan ditemui di rumahnya, Jumat 21 Desember 2018 mengatakan, anaknya sudah tergeletak tak berdaya seperti itu sejak sekitar lima tahun lalu. Sulastri menceritakan awal mula Yan yang sedang menimang anaknya terjatuh dan tulang pahanya mengalami sakit seperti patah.

Sulastri mengatakan anaknya sudah mencoba berobat dari mulai urut tradisional hingga ke rumah sakit.

“(Di pengobatan urut tradisional) Gopli seminggu. Di situ kan ditarget seminggu dua juta, saya enggak sanggup. Waktu di Cimande, belum tuntas, karena harus ngurus anak,” ujar Sulastri.

Sekira tahun 2009, Yan mulai berobat secara medis, dari mulai ke RSUD Tangsel, lalu dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). RSCM gagal mendeteksi jenis penyakit yang diidap Yan. Atas dasar itupun Yan hanya diperiksa saja, tanpa ada penindakan, termasuk dengan pemberian obat.

“Di RSCM ada setahun saya mundar-mandir saja. Enggak pernah dikasih obat sebiji pun,” ujar Sulastri.

Yan kemudian dirujuk ke Rumah Sehat Terpadu (RST), namun hasilnya sama. Virus aneh yang menyerang Yan, tidak berhasil dikenali, sehingga penanganannya pun tidak ada.

Tulang Yan kini semakin renta. Untuk dipindahkan diangkat dari tempat tidurnya saja, Yan merasa kesakitan. Yan hanya bisa tergeletak di kasur hasil pemberian teman-teman sekolahnya dulu.

Kini, mantan SPG di Cilandak Townsquare (Citos) itu tidak bisa lepas dari bantuan pernapasan melalui tabung oksigen.

“Rp 40 ribu satu kali ganti (oksigen). Kalau lagi sering bisa tiga kali sehari,” ujar Sulastri.

Yan tinggal bersama tiga anaknya, di rumah bedeng itu. Yan memiliki dua anak kembar yang duduk di bangku kelas satu SMP, sedangkan anak terakhirnya, seorang putri yang baru berusia 3,5 tahun. Yan melahirkan anak terakhirnya itu dalam keadaan sakit yang sudah semakin parah, meskipun masih bisa berjalan.

Suaminya sudah tidak tinggal lagi bersama Yan. Sementara Sulastri dan suaminya, tinggal tidak jauh dari rumah tenda Yan.

Sulastri mengatakan, suaminya, Hamzah (68) masih harus bekerja di usianya yang sudah senja demi menghidupi keluarga, termasuk keluarganya Yan. Selain melalui BPJS, Sulastri mengaku belum ada bantuan dari pemerintah.

“Saya bingung kalau ditanya gimana ke depannya, diobatin enggak bisa, tapi ya gimanna,” tukas Sulastri. (Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...