Serang – Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 diwarnai masifnya penyebaran hoaks atau berita bohong, ujaran kebencian, isu politik identitas, dan kampanye hitam. Semua itu berpotensi memecah belah kondisi berbangsa dan bernegara.
Hal tersebut disampaikan Kapolda Banten Irjen Pol. Tomsi Tohir usai memimpin Upacara Gabungan TNI-Polri di Mako Group 1 Kopassus, Kamis pagi, 17 Januari 2019 pukul 07.00 WIB.
“Ini dapat menimbulkan konflik sosial bahkan berpotensi memecah belah bangsa. Berbagai potensi kerawanan tersebut memerlukan perhatian serius untuk diantisipasi sejak dini,” kata Tomsi Tohir kepada awak media.
Kapolda mengungkapkan, selain masifnya hoaks dan ujaran kebencian, ada potensi delegitimasi pemilu 2019 dan dikhawatirkan menimbulkan ketidakpercayaan rakyat terhadap demokrasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan instabilitas keamanan dan terhambatnya laju pembangunan nasional.
“Menghadapi kondisi ini, maka hanya ada dua institusi negara yang dapat mencegahnya dengan cepat dengan netralitas dengan soliditas dan dengan satu hirarki komando mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat desa yakni TNI dan Polri,” paparnya.
Dengan mengakarnya nilai-nilai Sapta Marga dan Tribrata, Kapolda berharap dapat terbentuk kesadaran nasional yang tangguh untuk mengawal tegaknya NKRI, serta mewujudkan bangsa Indonesia yang bersatu berdaulat adil dan makmur.
“Sinergitas antar instansi sangat perlu kita jaga, terlebih memasuki Pemilu 2019 karena kedepan tugas kita semakin berat dan membutuhkan energi lebih untuk menjaga kondusifitas wilayah,” pungkasnya.(Rus)