Tangerang – Sebanyak 12 rumah warga di Kampung Kebon Jati, Desa Limbangan Tengah, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, rusak akibat tersapu baling-baling helikopter yang membawa Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Habib Alwi dan Ruhut Sitompul, Jumat, 5 April 2019.
Peristiwa terjadi saat helikopter tersebut terbang. Insiden sempat menghebohkan warga setempat. Bahkan saat pesawat terbang dan merusak rumah, warga yang berada di Lapang Pasopati berteriak keras.
Ketua RT 05, RW 03, Kampung Kebon Jati, Budiyanto, membenarkan, rusaknya rumah warga yang diakibatkan oleh pesawat yang membawa romobongan Luhut Binsar Panjaitan.
“Ya, saat pesawat mendarat tidak terjadi insiden hanya saat terbang tiupan angin dari baling-baling pesawat mengakibatkan rusaknya rumah warga bagian atap,” kata Budiyanto Jumat malam seperti dilansir galamedianews.com.
Dikatakan Budi, selain rumah warga, rumah miliknya yang tepat berada di pinggir lapang ikut rusak bagian atap rumah tertiup angin.
“Kerusakan semuanya bagian atap, genting dan asbes berterbangan tertiup angin kencang,” ujarnya.
Akibat kerusakan itu, sedikitnya sebanyak enam rumah bagian atapnya ditutup menggunakan terpal karena takut hujan besar.
Kehadiran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Alwi Sihab dan Ruhut Sitompul di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, untuk menghadiri deklarasi dan kampanye terbuka yang digagas kaumm milenial Limbangan Ngadaun Ngora.
Helikopter Prabowo Dilarang Mendarat
Peristiwa di Garut mengingatkan sikap Bupati Pandeglang Irna Narulita yang tak mengizinkan helikopter yang ditumpangi Prabowo Subianto mendarat di Alun-alun Pandeglang, Sabtu, 16 Maret 2019.
Saat itu Prabowo Subianto hendak mengunjungi Pondok Pesantren milik Abuya Murtadho di Cidahu, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.
Capres 02 ini akhirnya memutuskan untuk mendarat terlebih dahulu di Lapangan Boru, Kecamatan Curug, Kota Serang dan langsung mengunjungi kediaman Adik ulama Kharismatik di Banten Abuya Muhtadi melalui jalur darat yang jaraknya mencapai puluhan kilometer.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana