Petani di Pandeglang Menjerit Harga Gabah Merosot Tajam Jelang Lebaran

Date:

Ilustrasi petani menjemur gabah. (FOTO: tempo.co)

Pandeglang – Sejumlah petani di Kabupaten Pandeglang mengeluhkan rendahnya harga gabah kering yang saat ini hanya berkisar antara Rp 3500 hingga Rp 3800 per kilogram dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 4000- 4700 per kilogram.

Informasi yang dihimpun, merosotnya harga gabah terjadi di beberapa Kecamatan seperti di Kecamatan Sobang, Panimbang, Cigeulis, dan Patia.

Zaenal Abidin salah seorang anak petani di Desa Teluk Lada, Kecamatan Sobang mengaku kesulitan menjual gabah. Padahal, harga gabah kering dari petani sudah sangat murah.

“Iya, harga gabah anjlok dikisaran 3800 per kilogram. Itupun petani kesulitan menjual, bisa menjual, asal tidak cash bisa menunggu paling singkat satu Minggu baru bayar, alasannya tengkulak tidak memiliki uang. Tengkulak akan membayar setelah padi itu terjual dalam bentuk beras,” kata Zaenal kepada Bantenhits, Sabtu, 25 Mei 2019.

Menurut Zaenal, anjloknya harga gabah pasca panen raya pada bulan Maret 2019 lalu. Hal ini, memuat para petani di Pandeglang mengalami kerugian yang cukup besar.

“Jelas rugi, harga gabah dibawah Rp 4000 perkilogram saja sudah rugi, karena tidak seimbang dengan ongkos produksi yang tiap tahun mengalami kenaikan,” jelasnya.

Dia juga meminta agar Pemerintah Daerah turun tangan mencarikan solusi bagi para petani.

“Jangan pas lagi panen raya bagus aja petani di bangga banggain pejabat daerah pada selfi, giliran kena wereng atau sekarang harga gabah anjlok pemerintah berpangku tangan,” cetusnya.

Sementara Ketua KTNA Pandeglang, Anton Khaerul Syamsi mendesak Ferum Bulog dan BUMD mengoptimalkan penyerapan gabah dari para petani agar para petani di Kabupaten Pandeglang tidak merugi setiap tahunnya.

“Nasib petani selalu yang di rugikan pada saat panen harga gabah turun, Bulog belum bisa menyerap gabah dari Petani . Di sini peran Bulog harus bisa jemput bola dan Pemda melalui BUMD nya tidak boleh berpangku tangan diam saja,” tegasnya.

Editor: Fariz Abdullah

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related