Praktisi Pendidikan Banten Bongkar Deretan Pihak yang Bermain di PPDB, Gubernur Banten Urutan Pertama

Date:

Wali murid saat konseling di Dindik Kota Serang menyusul informasi syarat tanda tangan kepala dinas supaya bisa diterima di sekolah favorit saat PPDB.(BantenHits.com/ Mahyadi)

Serang – Praktisi pendidikan di Banten, Nurul Fariq melontarkan kritik keras terkait karut karut Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB tingkat SMA/SMK di Kota Serang, serta Banten secara keseluruhan.

Kritik dilontarkan Nurul setelah muncul keputusan-keputusan mendadak terkait PPDB di Kota Serang,  di antaranya proses pendaftaran yang tiba-tiba jadi offline dan pembatalan pengumuman hasil seleksi.

Kekinian, SMA/SMK di Kota Serang mendadak menambah ruang kelas ataupun rombel (rombongan belajar) sebanyak lima ruangan.

“Ini bukti secara nyata, bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten ingin meniadakan sekolah swasta di Kota Serang. Tetapi caranya dengan dibuat mati perlahan,” ungkap Nurul Fariq yang juga menjabat Wakil Kepala Siswa (Wakasek) SMA Informatika Kota Serang kepada BantenHits.com melalui pesan WhatsApp, Senin 1 Juli 2019.

BACA JUGA: Kacau! Pengumuman Hasil PPDB SMA/ SMK di Banten Tiba-tiba Ditunda, Ombudsman Cium Praktik Jual Beli Kursi

Menurut Nurul, seharusnya SMA/ SMK negeri hanya sebanyak 10 ruang kelas yang telah disepakati bersama pada saat rapat evaluasi dengan seluruh kepala sekolah SMA/SMK negeri dan swasta di Kota Serang.

“Tiba-tiba mendadak menjadi bertambah lima ruang kelas. Ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada para kepsek negeri. Apa motivasi para kepsek ingin menambah jumlah rombel? Bukankah ada dua hal yang harus diperhatikan oleh seorang kepsek,  pertama jumlah siswa yg banyak akan membuat beban guru di negeri smakin bertambah, kemampuan siswa akan terabaikan karena terlalu bnyak sehingga guru kesulitan dalam memperhatikan perkembangan siswanya. Dan ini sangat penting. Yang kedua apakah kepsek negeri sudah tidak bisa melihat dengan jernih, tidak bisa melihat bahwa masih banyak skolah swasta yang siap dan sangat butuh siswa,” jelasnya.

Walaupun begitu, Nurul Fariq mengaku, tidak menyalahkan sepenuhnya kepada para kepala sekolah negeri. Karena dirinya yakin, mereka hanya dijadikan boneka para elit kepentingan.

“Gubernur Banten Wahidin Halim ke Dindikbud Provinsi, Dindikbud Kota, Pengawas Pendidikan dan Anggota Dewan. Beginilah urutan instruksi dari atas sampe bawah, dan semuanya ikut bermain,” tegasnya.

Sampai saat ini Dindikbud Banten belum ada yang bisa dimintai tanggapannya terkait PPDB yang kacau di Banten. Mereka tak merespons upaya konfirmasi melalui telepon maupun ditemui di ruang kerjanya.

Sedangkan berdasarkan informasi yang diterima, hasil pengumuman PPDB 2019, terdapat dua sekolah SMA yang menambah ruang kelas secara dadakan yakni SMAN 2 Kota Serang dan SMAN 3 sebanyak 15 rombel. Mulai dari 10 kelas IPA, serta 5 kelas IPS.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related