Serang- Imron warga Kota Serang, Provinsi Banten mendatangi kantor Inspektorat Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kecamatan Curug, Kota Serang, Jumat, 5 Juli 2019.
Kedatangan Imron bukan tanpa alasan, ia nekat melaporkan kepala sekolah SMKN 1 Kota Serang lantaran merasa aneh dengan proses PPDB di sekolah tersebut sehingga JA (15) yang tidak lain anaknya tidak diterima bersekolah.
Padahal, Imron mengaku putrinya itu memiliki nilai dan prestasi yang cukup bagus. Bahkan Janisa disebut-sebut masuk ke dalam peringkat 10 besar terbaik di SMPN 7 Kota Serang tempat ia bersekolah.
“Dengan lulusan Nem yang mencapai 210,5. Laporan anak saya tidak lulus dalam tes sementara anak yakin bisa jawab tes itu, yang jadi pertanyaan nem anak saya 210,5 sementara temenya itu 180,5 tapi bisa masuk, nah ini saya bikin bertanya kenapa anak saya tidak masuk dan temenya masuk,” Imron kepada Bantenhits.com, Jum’at 5 Juli 2019.
Menurutnya, sebelum mendatangi Inspektorat Banten, ia terlebih dahulu mendatangi SMKN 1 Kota Serang hingga tiga kali. Namun tidak menemui kejelasan, soal nilai hasil tes anaknya tersebut.
“Saya datang dan tidak bisa di temui, harusnya kalau tidak di terima kita punya surat suruh ke sekolah mananya, biar diterima tapi ini tidak ada. Pengen ada kejelasan saja kita mah,”tuturnya.
“Saya ingin mudah-mudahan anak saya bisa di terima, berhubung saya ekonomi saya lemah kalau masuk sekolah swasta itukan mahal, tapi kalau di negeri setidaknya bisa di usahakanlah,”sambungnya.
Usai laporan, Imron mengklaim pihak Inspektorat akan memanggil pihak sekolah pada Minggu depan.
“Kata yang menerima akan di panggil hari Minggu depan, kepala sekolah,”ucapnya.
Editor: Fariz Abdullah
