Pandeglang – Enzo Zenz Allie (18) salah seorang santri di Yayasan Pondok Pesantren Unggul Al Bayan, Anyer, Kabupaten Serang lulus menjadi seorang taruna di Akademi Militer (Akmil) TNI AD.
Sekolah tempat Enzo belajar, memang terbilang berhasil melahirkan murid-murid berprestasi dari berbagai bidang keilmuan. Enzo misal, dia berprestasi di bidang olahraga, jago mengaji dan menguasai empat bahasa, seperti Bahasa Indonesia, Inggris, Prancis, dan Jerman.
Keseharian anak dari Jean Paul Francois asal Prancis dan Siti Hajah Tilaria asal Sumetera Utara itu selama di sekolah terbilang padat. Dari jam 04.30 – 15.30 WIB dihabiskan untuk belajar. Saat memasuki jam 16.00 WIB atau setelah asar Enzo mulai melatih fisik.
90 Persen Murid Diterima di PTN
Prestasi Enzo tidak lepas dari intervensi pihak sekolah, yang melakukan pendampingan kepada murid-murdinya, baik ketika masih belajar ataupun sudah lulus.
Kepala Sekolah Al Bayan, Deden Ramdhani mengaku selama ini, murid-murid di Al Bayan terus didampingi agar dapat belajar dengan baik dan mendapat nilai maksimal KKM. Setelah lulus, murid di Al Bayan juga masih di wajibkan untuk tetap mesantren di sana, sampai mendapat Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (PTN/PTS) yang diinginkan.
“Program unggulan kami salah satunya, membimbing dan menemani anak murid sampai mendapat PTN atau PTS yang diinginkan. Jadi ketika anak sudah lulus, itu kami tidak pulangkan, tapi kami wajibkan mondok (mesantren) lagi untuk mempersiapkan tes ke berbagai PTN atau PTS,” kata Deden saat dihubungi BantenHits.com, Jumat, 9 Agustus 2019.
SMA Unggul Al bayan, kata Deden, hampir setiap tahun memasukan murid-muridnya ke perguruan tinggi negeri dan swasta terkemuka, karena Al Bayan memiliki komitmen akan mendampingi murid-muridnya sampai dapat sekolah ke perguruan tinggi favorit yang diinginkan.
“Jadi selama anak-anak kami belum mendapat PTN atau PTS kami dampingi terus. Tahun ini 90 persen masuk PTN, ada juga anak-anak kami masuk ke Universitas yang ada di Malaysia dan Turki, namun yang di Turki enggak diambil, karena anak kami memilih masuk universitas di Malang,” jelasnya.
Nama Enzo viral setelah beredar foto-foto pria blasteran Indonesia – Prancis dengan narasi yang mengaitkan Enzo terpapar paham HTI. Namun, pihak sekolah meyakini, muridnya itu tidak terpapar paham salah satu organisasi yang dilarang oleh pemerintah, karena aturan dan kegiatan di sekolah sangat ketat.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana