‘Jalan Baru’ Sang Aktivis; Bisa Tampil di Parlemen Berkat Hal Muskil

Date:

Ahmad Jazuli Abdillah, aktivis yang kini Anggota DPRD Banten 2019-2024. (FOTO: Dok. pribadi/ detik.com)

Insting politiknya ditempa di jalan sukar yang penuh onak dan belukar. Sesuatu yang muskil tak berarti mustahil. Pada setiap jeda dalam etape perjalanan hidupnya dibuatkan mercu tanda; sebagai pengingat, cerminan, sekaligus penyemangat.

Dialah Ahmad Jazuli Abdillah. Pria Tangerang tulen ini, Senin, 2 September 2019 telah sah dilantik sebagai Anggota DPRD Banten periode 2019-2024.

BantenHits.com menuliskan profil Ahmad Jazuli Abdillah untuk memenuhi hak jawab sesuai perintah Dewan Pers melalui Risalah Penyelesaian Nomor: 73/Risalah-DP/VIII/2019 Tentang Pengaduan A. Jazuli Abdillah terhadap Media Siber BantenHits.com.

Melalui rubrik ini juga Redaksi BantenHits.com menyampaikan permohonan maaf kepada Ahmad Jazuli Abdillah, juga kepada khalayak luas terkait pemberitaan yang kurang memperhatikan azas uji informasi, azas keberimbangan, sehingga muncul opini menghakimi.

Aktivis 98

Ahmad Jazuli Abdillah–yang biasa dipanggil Jazuli– adalah putra asli Betawi Kota Tangerang, Banten. Sejak lulus dari sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah masuk ke Madrasah Tsanawiyah (SMP) dan mulai menjadi santri di pondok pesantren sambil sekolah di Madrasah Aliyah (SMA) di Bogor dan Tasikmalaya.

Selanjutnya tanpa seleksi diterima kuliah S1 di kampus UIN (dulu IAIN) di Bandung dan tetap mondok di Pesantren Al-Jawami dan Sirnagalih di Cileunyi Bandung.

Selama kuliah, Jazuli aktif di organisasi Senat Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Himpunan Mahasiswa Tangerang (HIMATA) serta aktif pada kegiatan Remaja Masjid Salman ITB.

Tahun kelulusan S1 Jazuli, ditandai peristiwa paling bersejarah di Indonesia. Sebuah rezim yang 32 tahun berkuasa tumbang. Pintu demokrasi dibuka lebar tanpa penghalang. Lalu di mana Jazuli kala pergolakan di republik terjadi?

Jazuli yang saat itu tengah menunggu wisuda, membaur dengan berbagai aktivis di Jakarta. Dia ikut aksi demonstrasi menduduki gedung DPR/MPR RI di Senayan dengan agenda menumbangkan rezim orde baru yang dipimpin presiden Soeharto.

Jazuli bahkan sempat memimpin gerakan pemuda dan mahasiswa yang berasal dari Kota Tangerang untuk bergabung ke gedung DPR/MPR RI. Aksi itu dilanjutkan ke daerah, yaitu gedung Pemda (wali kota) dan DPRD Kota Tangerang.

Sejak peristiwa itu sampai sekarang, Jazuli dikenal bagian dari mantan aktivis 98. Dia sering diundang dari berbagai kampus untuk menjadi narasumber, berdiskusi dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan pemuda dan mahasiswa. Serta sempat merintis aktivitas organisasi remaja masjid di Kota Tangerang.

Dari Buku Jadi Anggota KPU

Terlahir dari keluarga sederhana, mental survive Jazuli sudah terasah sejak muda. Bahkan, desakan-desakan yang dialaminya dia ubah menjadi stimulan.

Jazuli muda memulai pekerjaan dari menjual buku-buku, terutama terbitan Mizan dan Rosdakarya Bandung. Dia sampai menjadi marketing, editor dan Manajer Litbang kantor perwakilan di Jakarta.

Sambil menjadi staf peneliti di CIDES Jakarta. Saat terjadi perubahan sistem politik demokrasi di Indonesia yang ikut melahirkan lembaga Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jazuli ikut lulus seleksi menjadi salah satu komisioner KPU di Kota Tangerang periode pertama (2003-2008).

Pasca komisioner KPU Kota Tangerang, sempat melanjutkan Kuliah S2 dan mengajar sebagai dosen di beberapa peeguruan tinggi di Tangerang dan Jakarta.

Memberontak Zona Nyaman

Di mata khalayak, Ahmad Jazuli Abdillah identik dengan Wahidin Halim (WH), pria yang kini menjabat gubernur Banten. Bukan karena pertalian darah, Jazuli–begitu biasa disapa–bisa bersenyawa dengan WH karena ada kesamaan visi, terutama soal pemberantasan korupsi.

Sukses Wahidin Halim menjabat sebagai wali kota Tangerang selama dua periode, kemudian menjadi anggota DPR RI, hingga akhirnya menjabat gubernur Banten, tentu tak bisa dinafikan dari peran Jazuli yang kerap tampil sebagai ketua tim pemenangan atau juru bicara.

Kedekatannya dengan WH terjadi pada era kedua kepemimpinan WH di Kota Tangerang. Jazuli sering aktif membantu beberapa program pendampingan, sampai publik mengenalnya sebagai staf khusus WH.

Saat Pilgub Banten 2010, Jazuli menjadi juru bicara calon gubernur Wahidin Halim, berlanjut sampai Pilgub 2017 memimpin tim sukses yang juga dikenal publik sebagai jubir pasangan WH-Andika. Hampir tiga tahun Jazuli menjadi Staf Ahli WH di Komisi II DPR RI.

Saat ini, selain sebagai anggota DPRD Provinsi Banten Jazuli masih menyelesaikan penelitian pada kuliah S3 di Bandung. Dia juga masih tetap menjadi aktivis sosial dan memimpin organisasi kemasyarakatan yakni Ketua ICMI Orda Kota Tangerang dan Presidium KAHMI Provinsi Banten.

Berada di dalam kekuasaan, justru membuat Jazuli lebih banyak tak nyaman. Ruang geraknya sebagai aktivis menjadi seperti tak leluasa.

“Kami kangen menghidupkan gerakan civil society untuk membangun kualitas demokrasi,” kata Jazuli, Minggu, 1 September 2019 di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang.

Ade Yunus, aktivis sosial dan lingkungan hidup yang juga founder BankSasuci menilai sosok Jazuli sebagai sosok yang teguh mempertahankan idealisme dan selalu berusaha melepaskan diri dari zona nyaman.

“(Saya) mengenal beliau saat beliau masih anggota KPU Kota Tangerang (periode 2003-2008) ketika memutuskan untuk mengundurkan diri, di situlah saya melihat pribadi teguh mempertahankan idealisme, dan berusaha melepaskan diri dari zona nyaman,” kata Ade kepada BantenHits.com, Senin, 2 September 2019.

“Beliau adalah seorang mentor bagi adik adik yunior aktivis. Tidak pernah segan untuk berbagi pengalaman dalam mengeksplorasi pendalaman kajian sebagai sebagai seorang aktivis,” sambungnya.

Sebagai yunior Jazuli dalam dunia aktivis, lanjut Ade, dirinya mengenal Jazuli sebagai seorang motivator bagi yunior-yuniornya.

“Dalam diskusi-diskusi kecil dan obrolan ringan beliau hadir kepada adik-adiknya untuk terus memberikan motivasi terkait dengan pergerakan, strategi dan taktis, dalam hal menyampaikan otokritik kepada penguasa,” ungkapnya.

Selain aware sama junior, di kalangan aktivis di Banten, Jazuli dikenal sebagai seorang narator dan konseptor pergerakan.

“Banyak rekan-rekan menyebut beliau juga sebagai seorang narator dan konseptor pergerakan. Bahwa bagi dirinya kegiatan ruang ruang diskusi sangat penting untuk memulai sebuah pergerakan dengan mengulas dan mengeksplore isu-isu terkini,” jelasnya.

Tetap Kritis dan Anti-Korupsi

Satu hal yang tak berubah dari sosok Jazuli adalah soal nalar kritis dan semangat anti-korupsi yang terus disuarakan. Itu tergambar ketika dirinya mengomentari dugaan korupsi pengadaan lahan SMA/SMK Negeri di Banten tahun 2017 dan pengadaan Komputer untuk ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tahun 2017 dan 2018 yang sempat dikaitkan dengan dirinya.

“(Liputan) itu harus terus dilakukan supaya terbongkar semua. Siapa sesungguhnya yang bermain,” tegasnya.

Soal komitmen terhadap pemberantasan korupsi, Jazuli mengaku meneladani dari WH. Selama masa kebersamaan dengan WH, katanya, ada beberapa monentum yang akhirnya dirinya semakin yakin WH memang anti-korupsi.

“Zul, gue udah tua. Masa iya gue harus ngotori tangan gue dengan cara-cara begitu,” ucap Jazuli menirukan omongan WH.

Sikap Jazuli yang ingin kritik tetap hidup, diamini Ade Yunus. Menurutnya, dirinya punya pengalaman berpolemik dengan Jazuli.

“Momen yang berkesan justru saat kami salah paham dan terjadi sebuah perdebatan hebat. Tidak selesai perdebatan di ruang diskusi kami lanjutkan perdebatan melalui jalur udara (HP). Belakangan kami bari tahu bahwa ada pihak lain yang berusaha merusak hubungan persahabatan kami, dan ketika clean and clear justru kami semakin hangat dan dekat,” terang Ade.

Terkait dugaan korupsi pengadaan lahan dan komputer UNBK di Dinas Pendidikan Banten, Jazuli meyakinkan, dirinya sama sekali tak pernah terlibat dan tak mengetahui proyek tersebut.

Meski demikian, Jazuli mengakui, kondisi Banten memang belum sepenuhnya ideal seperti yang diinginkan banyak orang, termasuk WH sendiri.

“Bisa dibayangkan, sekalas WH saja (yang terkenal bersih) masih begini (ada kekurangan), apalagi kalau bukan WH,” ucapnya.

Jazuli menjamin, perubahan di Banten akan segera terwujud di bawah kepemimpinan Wahidin Halim. Indikasinya, pembangunan yang sudah terlihat pesat sejauh ini. Salah satunya revitalisasi Kawasan Banten Lama yang merupakan ikon Banten.

“Soal integritas. Tak ada yang berubah dalam diri WH,” tegas Jazuli.

Jazuli menyebutkan salah satu momen ketika ada seorang tokoh yang meminta WH tidak menghukum ASN di Provinsi Banten yang nakal. Namun, WH tegaskan kepada tokoh yang dimaksud, jika dirinya sangat menghormati tokoh tersebut.

“WH saat itu bilang, ‘Saya hormat sama Bapak. Tapi kalau untuk urusan ini (menjatuhkan sanksi) biar ini menjadi urusan saya’, ” tandasnya.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Menyibak Masa 1696 di Jakarta; Warganya Telah Melek Aksara dan Banten Jadi Penyuplai Buku-buku Agama

Berita Banten - Ahkmat bin Hasba, seorang ulama menyampaikan...

Cerita 420 Tahun Silam di Banten; Ketika Api ‘Akrab’ Melanda Pusat Niaga

Berita Banten - Kondisi sosial di Banten 420 tahun...

Mencecap Kopi sambil Menikmati Suasana Khas Jawa di Kedai Kopi Taraka

Berita Tangerang - Suasana khas Jawa sangat kental terasa...

Sssttt….’Hidden Gem’ di Pelosok Lebak Dipamerkan di Cilograng Festival 10-26 November 2022

Lebak - Pemerintah Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak menggelar Cilograng...