Ternyata Ini Penyebab Jumlah PDP dan ODP Corona di Kecamatan Kelapa Dua Tinggi

Date:

Proses pembersihan dan penggantian saringan udara pesawat Lion Air untuk mencegah meluasnya virus corona. (FOTO: Dok. Lion Air)

Tangerang – Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) di Kabupaten Tangerang terus meningkat.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang hingga Kamis sore, 19 Maret 2020 menyebutkan, jumlah PDP mencapai sembilan orang, sementara jumlah ODP menjadi 56 orang.

Padahal dua hari sebelumnya, Selasa, 17 Maret 2020, jumlah PDP di Kabupaten Tangerang ada delapan orang dan 39 lainnya PDP.

Angka ini terus mengalami tren peningkatan sejak Rabu, 11 Maret 2020. Saat itu jumlah PDP ada lima dan ODP ada 25 orang.

Penyebaran di Kelapa Dua Tinggi

Merujuk pada data, Kecamatan Kelapa dua menjadi wilayah yang memiliki jumlah PDP dan ODP tertinggi sebanyak 11 orang. Sementara di bawahnya ada Kecamatan Curug dengan jumlah 9 orang, disusul Kecamatan Pagedangan sebanyak 8 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi kepada BantenHits.com mengatakan, tingkat penyebaran virus Corona tinggi di wilayah-wilayah urban.

Hendra juga pada Rabu, 11 Maret 2020 pernah mengungkapkan ODP dan PDP di Kabupaten Tangerang memiliki riwayat kontak dengan negara yang terjangkit Corona.

Bermula Pesan Barantai

Empat hari sebelum Gubernur Banten Wahidin Halim menetapkan Banten KLB Corona, pesan berantai alias broadcast melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp beredar sejak Rabu pagi, 11 Maret 2020. Broadcast tersebut menyebutkan Rumah Sakit Siloam Lippo Karawaci, Kecamatan Kelapa Dua, merawat pasien diduga terjangkit Virus Corona.

“SPH besok hari terakhir sekolah. Mereka merumahkan semua murid. Belajar secara online. UPH hari ini sudah membatalkan ibadah dosen. Siloam sudah punya kasus positif Corona. Jadi sudah tiba di Tangerang. Tolong kurangi banget pertemuan tak penting kecuali kita semua mau terkena penyakit Corona ini,” demikian bunyi broadcast yang beredar.

Menariknya, setelah BantenHits.com melakukan penelusuran, pesan berantai tersebut hampir 90 persen terkonfirmasi. Pesan berantai ini jelas beda di tengah maraknya pesan berantai yang dibumbui hoaks.

BantenHits.com mencoba menelusuri kebenaran broadcast tersebut dengan menghubungi sejumlah pihak terkait. Pihak pertama yang dihubungi adalah Universitas Pelita Harapan (UPH) yang turut disebutkan dalam broadcast yang beredar.

Menjawab pertanyaan BantenHits.com yang diajukan lewat email, Rabu siang, 11 Maret 2020, Media Relations UPH Meishiana Tirtana berjanji akan mengirimkan pernyataan resmi lewat rilis.

“Untuk UPH kami akan kirimkan Pernyataan Resmi dari pihak UPH selanjutnya. Mohon untuk dapat menunggu,” demikian Meishiana mengatakan.

Tak lama berselang, sesuai janjinya UPH mengirimkan pernyataan resmi lewat email. Mereka membenarkan pembatalan ibadah secara langsung dan mengganti dalam format live streaming.

Selanjutnya, pihak lainnya yang dikonfirmasi adalah Sekolah Pelita Harapan (SPH) Lippo Karawaci. Melalui wawancara by phone, Izzaura Abidin, Humas SPH membenarkan SPH meliburkan siswanya terhitung 12 Maret hingga 6 April 2020.

“Jadi sebenarnya bukan meliburkan. Dan ini tidak ada hubungan dengan (pasien) di (Rumah Sakit) Siloam. Ini langkah yang kita ambil untuk pencegahan saja, karena kan komunitas kita international school, jadi kita sadar ada dari berbagai negara. Ini lebih ke arah pencegahan saja,” jelas Izzaura melalui sambungan telepon, Rabu, 11 Maret 2020.

Satu-satunya pihak yang tak berhasil dikonfirmasi BantenHits.com adalah RS Siloam Karawaci. Humas RS Siloam Lippo Karawaci Jimmy tak merespons upaya konfirmasi BantenHits.com.

Panggilan telepon BantenHits.com pada Rabu, 11 Maret 2020 pukul 13.16 WIB tak dijawab. Begitu juga pesan singkat yang dilayangkan pukul 14.36 WIB tak dibalas.

Meski tak dapat konfirmasi pihak RS Siloam Karawaci, BantenHits.com mendapatkan penjelasan yang mengatakan ada pasien RS Siloam Karawaci yang tengah diuji laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

Penjelasan disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi lewat wawancara by phone dengan BantenHits.com lewat telepon selulernya, Rabu, 11 Maret 2020.

Hendra menyatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang hingga Rabu siang belum mendapat kepastian Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI soal pasien dimaksud.

Selang satu hari kemudian, atau Kamis, 12 Maret 2020, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengumumkan empat warga Banten dinyatakan positif terjangkit virus corona. Mereka kini dalam perawatan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Sulianti Saroso dan RS Persahabatan Jakarta.

Menurut WH, empat warga Banten yang dinyatakan positif terkena virus Corona baru pulang dari Malaysia.

Sementara itu, terkait pasien dari RS Siloam Karawaci yang masuk pasien dalam pengawasan (PDP) Corona hingga Kamis malam masih menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso.

Hendra Tarmidzi saat dihubungi BantenHits.com, Kamis malam, 12 Maret 2020 mengatakan, hasil pemeriksaan terhadap pasien dimaksud masih belum keluar.

Hendra mengatakan, pasien memiliki kontak dengan Malaysia. Namun tak dijelaskan kapan dia pulang dari Malaysia.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related