Tangerang – Perusahaan maskapai penerbangan Lion Air Group merumahkan 2.600 karyawan, menyusul kondisi sulit yang dihadapi sejak pandemi Covid-19.
Mereka yang dirumahkan merupakan tenaga kerja Indonesia dan asing (expatriate). Metode pengurangan berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang.
“Lion Air Group sedang berada di masa sulit dan menantang, atas kondisi terbentuk dari akibat Covid-19 serta memberikan dampak luar biasa yang mengakibatkan situasi penuh ketidakpastian,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro melalui keterangan tertulis yang diterima BantenHits.com.
Menurut Danang, keputusan berat tersebut diambil dengan tujuan utama sebagai strategi sejalan mempertahankan kelangsungan bisnis dan perusahaan tetap terjaga.
“(Kami) merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak pandemi Covid-19,” jelasnya.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, terhitung Market hingga Juni 2020, bahkan sampai waktu yang belum bisa ditentukan, manajemen Lion Air sudah melakukan pemotongan penghasilan seluruh manajemen dan karyawan.
“Nilai prosentase (pemotongan) bervariasi, semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya,” ucap Danang.
Kondisi sulit yang dialami Lion Air terjadi setelah pendapatan perusahaan yang sangat minimal, karena terjadi pembatasan perjalanan dan penghentian sementara operasional penerbangan.
“Sejak mulai beroperasi kembali yang dijalankan secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15% dari kapasitas normal sebelumnya yakni rerata 1.400 – 1.600 penerbangan per hari,” bebernya.
Sejak pandemi Covid-19, lanjutnya, industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal di jaringan domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat.
“Lion Air Group berencana, apabila di waktu mendatang kondisi perusahaan kembali pulih dan lebih baik secara bisnis, operasional serta pendapatan, maka karyawan dimaksud (yang tidak diperpanjang kontrak kerja) akan diprioritaskan untuk memiliki kesempatan kembali bekerja di Lion Air Group,” tegas Danang.
Danang menjelaskan, 2.600 karyawan yang dirumahkan berasal dari berbagai departemen dan divisi di Lion Air Group. Jumlah total karyawan Lion Air Group sendiri saat ini berjumlah 29.000 orang.
“(Paling banyak yang dirumahkan) layanan petugas darat (ground handling dan support) di bandar udara,” terang nya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana