Dema UIN SMH Banten Anggap Pendidikan Militer untuk Mahasiswa Ancam Demokrasi Kampus

Date:

Ketua Dema UIN SMH Banten, Ade Riad Nurdin mengaku tak setuju jika mahasiswa harus mengikuti pendidikan militer selama satu semester. (Istimewa)

Serang- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mewacanakan agar mahasiswa mengikuti pendidikan militer selama satu semester. Tujuannya untuk mencetak generasi yang kreatif, inovatif juga cinta tanah air dan bangsa.

Dikutip BantenHits.com dari CNBC Indonesia, wacana tersebut masih dalam pembahasan antara Kemenhan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, nanti dalam satu semester, mahasiswa bisa mengikuti pendidikan militer. Nilainya akan dimasukkan ke dalam satuan kredit semester (SKS) yang diambil.

“Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan,” kata dia.

Menurut Trenggono, Kemenhan melalui program Bela Negara, menginginkan milenial bangga terlahir di Indonesia sekaligus menjadi bagian dari warga dunia. Ini filosofi dari Program Bela Negara.

“Kita jangan kalah dengan Korea Selatan yang mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop, jika dilihat dari sudut pertahanan, itu cara mereka melalui industri kreatifnya memengaruhi dunia. Indonesia harusnya bisa seperti itu karena kita punya seni dan budaya yang banyak,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten tak sepakat adanya pendidikan militer untuk mahasiswa. Apalagi sampai dimasukan ke dalam satuan kredit semester (SKS).

“Waduuuh… Ada-ada aja. Bagi saya ini tidak harus ada, karena sejatinya tidak semua orang masuk perguruan tinggi siap untuk di didik militer. Cukup saja orang orang yang daftar ke bagian militer kalau tentang pendidikan (militer) ini mah,” kata Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN SMH Banten, Ade Riad Nurdin saat dihubungi BantenHits.com, Selasa, 18 Agustus 2020.

Ia menilai, dengan adanya rencana penerapan pendidikan militer di perguruan tinggi. Maka akan mengancam terhadap demokrasi kampus.

“Bisa saja demokrasi di kampus terancam. Karena hal ini bisa jadi freedom untuk mahasiswa. Saya yakinkan pasti banyak mahsswa yg menolak terkait ini,” tegas dia.

Editor: Fariz Abdullah

Author

  • Mursyid Arifin

    Pria kelahiran Cihara, Kabupaten Lebak ini, dikenal aktif berorganisasi. Sejak sekolah hingga kuliah, jabatan strategis dalam organisasi pernah diembannya. Mursyid dikenal memiliki daya juang dan dedikasi tinggi dalam pekerjaannya.

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jajaki Koalisi untuk Banten yang Lebih Baik, Dua Perempuan Nakhoda Partai Besar Gelar Pertemuan di Tanggal Cantik

Berita Banten - Penjajakan koalisi untuk menghadapi Pilkada Serentak...

Ada PJU Mati di Kota Tangerang? Hubungi Kontak-kontak Ini Agar Cepat Ditangani!

Berita Tangerang - Buat warga yang mendapati lampu penerangan...

Indonesia Emas 2045 Jadi Fokus, Ini Cara Ratu Tatu Padukan RPJPD dengan RPJPN

Berita Serang - Indonesia Emas 2045 menjadi fokus Rencana...

Dukungan Polri ke Kementan untuk Wujudkan Swasembada Pangan Jadi Energi Baru Pertanian

Berita Jakarta - Kementerian Pertanian dan Kepolisian Republik Indonesia...