Serang – Salamah (32) warga miskin penderita tumor mengalami kesulitan untuk berobat. Penyebabnya, warga Kampung Andamui Tengah, Kecamatan Curug , Kota Serang ini tak memiliki biaya untuk mengobati penyakitnya.
Penghasilan Rohim (39) suami Salamah yang bekerja sebagai buruh harian hanya bisa mencukupi makan keluarganya selama satu hari, sedangkan untuk pengobatan Salamah, Rohim kebingungan.
Menurut Rohim, istrinya sudah 6 bulan terbaring lemah karena menderita tumor di bagian perut. Selama itu belum ada pihak pemerintah yang membantu untuk pengobatan istrinya, meski jarak rumah mereka denan kantor Gubernur Banten cuna 5 menit.
“6 bulan terakhir timbul benjolan dalam perut dan dibawa ke RSUD Banten oleh kader desa kami. Namun pemeriksaan terhenti ditengah jalan karena harus adanya pemeriksaan lab diluar rumah sakit dan memakan biaya yang cukup lumayan besar,” kata Rohim, Kamis 7 Oktober 2021.
Tak lama setelah itu, Salamah direncanakan akan dibawa berobat ke rumah sakit di Jakata oleh Relawan FBn, karena di Banten belum bisa menangani penyakit Tumor Ovarium yang sudah dilevel 4. Namun Karena terkendala BPJS, Salamah belum bisa diobati ke Jakarta .
“Kami sempat bawa ke RS Banten karena kondisi Bu Salamah kesehatannya semakin menurun. Sambil menunggu BPJS jadi, namun begitu BPJS jadi, tak lama setelah itu ibu Salamah meninggal dunia,” ungkapnya.
Fajar menuturkan, alm Salamah sebelum dibawa ke RS Banten hanya mampu terbaring menahan sakit selama 6 bulan. Saat itu, lanjut Fajar, suami istri itu hanya mampu pasrah, menunggu uluran tangan orang yang mau membantu pengobatan.
“Mau berobat tak punya uang, BPJS tidak ada. Dan warga sekitar memberi info ke kami para relawan setelah enam bulan terbaring,” tutupnya.
Editor : Engkos Kosasih