Jakarta – Darah pejuang memang telah mengalir dalam tubuh Prabowo Subianto yang kini menjabat Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
Prabowo merupakan anak begawan ekonomi yang dikenal pejuang, Soemitro Djojohadikusumo. Di tangan Sang Begawan lahirlah menteri-menteri hebat di republik ini.
Prabowo juga memiliki dua paman tentara yang gugur dalam Pertempuran Lengkong melawan Belanda pada 1946 silam. Mereka adalah Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo.
Kepentingan Negara Segala-galanya
Melihat garis keturunan pejuang, tak heran jika Prabowo dikenal sebagai nasionalis sejati.
Kekinian, kecintaan Prabowo terhadap Indonesia, dia buktikan dengan memilih bergabung bersama Presiden Joko Widodo yang dua kali menjadi rival politiknya.
Padahal bisa saja Prabowo mengikuti saran-saran rekan koalisinya untuk menjadi pemimpin oposisi. Tapi, demi Indonesia kepentingan politiknya rela dia tanggalkan.
Dalam tayangan podcast Deddy Corbuzier yang diposting di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Minggu, 13 Juni 2021, Prabowo menyebut alasannya gabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengutip kisah Toyotomi Hideyoshi dan Abraham Lincoln.
Prabowo pun mengungkapkan, dia mau bergabung dengan Jokowi karena semata-mata demi Indonesia.
Pria yang dikesankan sosok tegas dan patriotik oleh pendukungnya ini menegaskan, keputusannya bergabung dengan Jokowi yang merupakan rival politiknya karena ingin memberi pelajaran politik yang baik bagi anak bangsa.
Akui Lawan Politik sebagai Guru
Kekinian, Prabowo kembali membuat pengakuan mengejutkan. Dikutip BantenHits.com dari detik.com, Prabowo menyebut sosok A.M. Hendropriyono sebagai guru yang mengajarkannya operasi intelijen.
Bahkan, Prabowo secara jujur mengakui A.M. Hendropriyono sebagai sosok yang hebat dalam dunia intelijen. Padahal, seperti diketahui, dua kali pilpres Hendropriyono menjadi penentang Prabowo dengan memilih berada di barisan pendukung Jokowi.
Sosok A.M Hendropriyono diungkap Prabowo dalam buku biografinya ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
“Dari Pak Hendro, saya banyak belajar operasi intelijen. Karena itulah saya masukkan beliau di buku ini. Bagaimana pun, saya anggap beliau sebagai guru,” ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 November 2021.
Prabowo pertama kali mengenal Hendropriyono kala masih berstatus sebagai taruna TNI. Pada saat itu, Hendropriyono sudah menjabat sebagai Letnan Satu di Grup 2. Dalam biografinya, Prabowo menceritakan bagaimana saat itu ia terkesan terhadap Hendropriyono.
“Beliau orangnya kharismatik, beliau mampu mengambil simpati, gagah, dan ganteng. Reputasi beliau pun sudah mengalir kepada kami para taruna,” kata Prabowo.
Reputasi Hendropriyono yang membekas kala itu adalah keberhasilannya dalam aksi penumpasan Paraku/PGRS, sebuah pemberontakan komunis di Kalimantan Barat.
“Sudah itu saya jumpa Pak Hendro di Cijantung. Saya sebagai letnan dua, beliau kapten. Kami sama-sama di Sandi Yudha. Saya waktu itu di Grup 1. Beliau bisa dikatakan mentor saya. Saya banyak belajar ilmu ketentaraan dari Pak Hendro,” imbuh Prabowo.
Pada 1976, Prabowo yang bergabung dalam Tim Nanggala 10 memburu kelompok Fretilin di Timor Timur. Sementara, Hendropriyono tergabung dalam Nanggala 8 yang lebih dulu terjun dalam operasi di wilayah tersebut.
“Waktu itu, pada saat terakhir dan akan ditarik pulang, Pak Hendro mengajarkan saya ilmu, kunci dalam operasi menghadapi gerilya. Beliau juga selalu mengajarkan kepada saya pentingnya dukungan rakyat,” tutur Prabowo.
“Cari orang-orang yang berpengaruh dan orang-orang yang berpihak kepada kita. Tidak mungkin kita beroperasi tanpa dukungan orang-orang tersebut,” sambungnya.
Dari situlah Prabowo dikenalkan kepada sejumlah figur penting seperti Abilio Jose Osorio Soares dan adiknya, Francisco Deodato do Rosario Osorio Soares, hingga Vidal Domingos Doutel Sarmento.
Eks Danjen Kopassus ini menceritakan sejak puluhan tahun di Timor Timur ternyata ada kelompok-kelompok yang ingin bergabung dengan Indonesia. Mereka melawan dan membenci kolonialisme Portugis.
Karena dikenalkan Hendropriyono, Prabowo mengaku banyak menerima bantuan dari partisan sehingga pelaksanaan operasi di Timor Timur berjalan lancar.
“Di bidang intelijen, tidak banyak orang punya kemampuan mendekati dan meyakinkan orang seperti Hendropriyono. Ia juga punya kreativitas yang sangat tinggi, dan berpikir out of the box,” jelasnya.
Editor: Fariz Abdullah