Serang- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang mencatat sepanjang tahun 2022 volume sampah di wilayahnya mencapai 3.000 m³ atau setara 1.000 ton per hari. Jika di total dalam kurun waktu satu tahun bisa menghasilkan 12 ribu ton sampah.
Kasi Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Serang, Cahyo Harsanto mengatakan, sampah tersebut dihasilkan dari jumlah penduduk di kabupaten Serang yakni 1,6 juta jiwa dengan rata-rata jenis sampah yang dihasilkan dari rumah tangga.
“Kita patokan volume sampah itu dihitung dari jumlah penduduk, satu orang bisa menghasilkan sampah 2,25 liter per hari, jadi kalau dikalikan jumlah penduduk sekitar 3.000 m³ per hari,” ujar Cahyo saat diwawancarai Bantenhits.com di ruang kerjanya, Kamis 23 Juni 2022.
Dikatakan Cahyo, dari jumlah sampah yang dihasilkan itu tidak sebanding dengan ketersediaan armada pengangkut sampah. DLH kabupaten Serang hanya memiliki 50 unit dengan kapasitas per hari hanya bisa mengangkut 300 m³ ke TPSA.
“Tidak sebanding dengan jumlah armada, kita hanya punya 50 unit, itu belum maksimal karena hanya bisa mengangkut 300 m³ sampah per harinya,” katanya.
Cahyo menjelaskan, dalam pengelolaan sampah ada lima aspek yang berperan, pertama kelembagaan, aspek hukum, pembiayaan, operasional, dan asper peran serta masyarakat. Menurutnya, dari kesemuanya mesti berkesinambungan.
“DLH dibantu dengan 9 kecamatan. Kemudian segi aspek hukum, aspek pembiayaan, saat ini dibiayai APBD yg terbatas karena PAD Kab Serang hanya sebagian yg dialokasikan persampahan, aspek operasional kita terbatas dengan jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan jumlah sampah yang dihasilkan, jadi selama ini kita hanya bisa melayani yang prioritas,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Cahyo, peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat penting digerakkan melalui swadaya masyarakat, pembuatan bank sampah di setiap desa, serta memilah sampah organik dan non organik yang bisa di daur ulang.
Ketika sudah memilah sampah yang bisa di daur ulang nantinya ada pengurangan. Botol plastik, logam, kertas yg bisa di daur ulang bisa tersisikan, yang organik nya bisa kompos atau budidaya magot. Kalau ini sudah berjalan nantinya sampah yang dibawa ke TPSA itu hanya residu, sisa yang dipilah itu bisa mengurangi volume sampah,” terangnya.
Editor: Fariz Abdullah