Beda Ningrat dan Manusia Biasa di Banten saat Zaman Purba

Date:

Beda ningrat dan manusia biasa di Banten saat zaman purba salah satunya diketahui dari cara penguburan. ILUSTRASI: Ekskavasi Situ Sejarah Bubulak, Kabupaten Tangerang. FOTO: buku Temuan Sisa-sisa Elphas Maximus dan Bos Buballis/ Pemkab Tangerang 2006)

Berita Banten – Sebelum cahaya Islam masuk, Banten diyakini telah dihuni manusia purba. Namun, memang tak banyak temuan keprubakalaan yang membuktikan tentang itu. Salah satu temuan yang masyhur soal ini adalah temuan kepurbakalaan berupa rangka manusia di dalam tempayan di Anyer Lor pada 1954 silam.

Anyer Lor adalah sebuah wilayah yang berada di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Di zaman manusia modern, di Anyer Lor pernah berdiri stasiun hingga pelabuhan.

Kembali ke manusia purba yang menghuni Banten, dalam buku kumpulan makalah diskusi berjudul “Banten Kota Pelabuhan Jalan Sutera”, Ayat Rohaedi, sejarawan dari Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia menyebut manusia purbakala itu sebagai manusia nirleka atau manusia yang belum mengenal aksara.

“Pada rangka (yang dtemukan dalam tempayan di Anyer Lor) itu masih terlihat ciri-ciri ras Australomelanesid,” tulis Ayat Rohaedi dalam makalan itu seperti dikutip BantenHits.com, Ahad, 25 Desember 2022.

Sementara, peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten dalam laman resmi kemdikbud.go.id menyebut manusia yang rangkanya ditemukan di Anyer Lor merupakan manusia yang hidup di zaman ketika sudah mengenal tradisi logam.

“Hasil penelitian menyebutkan bahwa pada salah satu periode perkembangan budaya yang pernah hadir di Banten, yaitu tradisi logam yang dikenal dengan masa paleometalik, tinggalannya ditemukan di Anyer Lor. Peninggalan tradisi logam di Banten ditandai dengan adanya temuan situs kubur Anyer Lor,” tulis laman resmi tersebut.

Manusia Terhormat

Nama Banten sendiri, diyakini pertama kali dikenal lewat laporan perjalanan Tome Pires pada 1513. Perjalanan Tom Pires ini dibukukan oleh Armando Cortesao dalam The Suma Oriental of Tom Pires.

Menurut Ayat Rohaedi, pada masa manusia jenis nirleka itu, diketahui manusia Banten pernah mengenal cara penguburan seseorang dengan menggunakan wadah berupa tempayan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga terbitan Balai Pusataka, tempayan diterjemahkan  tempat air yang besar yang dibuat dari tanah liat dengan bentuk perutnya besar dan mulutnya sempit.

Cara penguburan manusia dengan cara memasukannya ke dalam tempayan, kata Ayat,, adalah bentuk penguburan terhadap orang-orang yang dianggap terhormat dalam lingkungan mereka. Mereka memasukan mayat ke dalam tempayan dalam posisi mayat berjongkok. Sementara, untuk manusia biasa atau masyarakat umum, cara penguburannya dilakukan tanpa wadah.

Rangka manusia di Anyer Lor yang ditemukan dalam tempayan itu adalah rangka laki-laki dengan rahang bawah dan gigi-gigi berukuran sedang. Di sampingnya ada juga rangka seorang perempuan yang diduga berumur sekitar 20 tahun, dengan rahang dan gigi memperlihatkan ciri yang sama.

Selain rangka, di Anyer Lor juga ditemukan gerabah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga terbitan Balai Pusataka, gerabah diterjemahkan sebagai alat-alat dapur untuk memasak yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar, misalnya kendi dan belanga.

Gerabah tersebut rupanya digunakan sebagai bekal kubur manusia nirleka yang dikuburkan dalam tempayan. Walaupun jumlahnya tidak banyak, gerabah dan tempayan yang ditemuka di Anyer Lor cukup menarik karena memperlihatkan bahwa jenisnya juga ditemukan di tempat lain sehingga dapat diduga bahwa gerabah jenis itu cukup luas dari sebarannya.

“Gerabah Anyer antara lain terdiri dari cawan berkaki dan kendi tanpa cerat dengan leher yang panjang tanpa hiasan, warna cokelat kehitaman dan diupam. Gerabah Anyer diduga berkembang atara tahun 200-500 M, atau tepat menjelang masa sejarah Jawa Barat dimulai,” ungkap Ayat.

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Daftar Calon Gubernur Banten 2024 di PDI-P, Berkas Airin Langsung Dinyatakan Lengkap

Berita Banten - Airin Rachmi Diany resmi mendaftar Calon...

Pesan dari Dua Prajurit Bhayangkara di Timnas U-23 untuk Kawula Muda! 

Berita Sepak Bola - Keberhasilan Timnas U-23 menembus semi...