Empat Kampung di Cilegon Hilang, Iman: Industri Harus Hargai Kepentingan Masyarakat

Date:

Banten Hits – Wali Kota Cilegon Tb. Iman Aryadi angkat bicara terkait empat kampung di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon akibat pembangunan industri yang masif di kawasan itu.

Ditemui wartawan saat menghadiri acara Koordinasi persiapan pemilihan wali kota dan wakil Wali kota Cilegon tahun 2015 di Hotel The Royale Krakatau, Kamis (7/5/2015), Iman mengatakan, Cilegon sebagai daerah industri perdagangan dan jasa tidak hisa dihindari karena hal itu merupakan Potensi daerah. Akan tetapi, kata Iman, pembangunan industri harus menghargai kepentingan masyarakat. 

“Kita sudah beberapa kali mengingatkan kepada industri, jika ada permasalahan di masyarakat harus diselesaikan terlebih dahulu dengan baik sehingga tidak ada yang merasa dirugikan, baik masyarakat ataupun perusahaan,” terang Iman.

Iman mengaku, Pemerintah Kota Cilegon sebelumnya telah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di masyarakat, yang pemukimannya berdekatan dengan perusahaan.

“Bagi masyarakat, jika tinggal berdekatan dengan pabrik juga tidak sehat. Pemerintah tidak bisa mengintervensi masyarakat untuk pindah karena ada transaksi jual beli pada proses pembebasan lahan tersebut,” terang Iman. 

Kampung Pasir Sereh dan Serenge di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, dinyatakan hilang akibat pembangunan PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI), sebuah pabrik karet sintetis hasil patungan antara PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) dan PT Michelin. 

(BACA JUGA : PT Synthetic Rubber Indonesia Dibangun, Dua Kampung di Cilegon Hilang)

Ternyata, tidak hanya Kampung Pasir Sereh dan Serenge yang hilang, dua kampung lainnya, yakni Lingkungan Cilodan dan Pengabuan dalam waktu dekat akan segera dikosongkan oleh warganya. Mereka tergusur karena semakin menggilanya pertumbuhan industri di wilayah itu.

(Dua Kampung Lagi di Cilegon Bakal Digerus Pembangunan PT Synthetic Rubber Indonesia)

Warga sebenarnya tak menginginkan pindah dari pemukiman yang telah mereka tempati puluhan tahun. Namun, karena terdesak oleh dampak buruk pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) warga tak punya pilihan selain pindah.

(BACA JUGA: Ini Derita Warga Akibat Aktivitas Industri di Gunung Sugih)

“Gimana kita tidak khawatir, lokasi kita berdekatan dengan Chandra Asri (PT CAP). Setiap hari kita harus cium bau yang menyengat. Lebih parah lagi, saat malam hari. Bunyi bising dengan api menyala besar selalu terjadi setiap malam. Ini sangat mengganggu buat kita,” terang Hamid, salah seorang warga.(Rus)

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Baru Nikah di Rajeg Tangerang, Ini Sosok Ahmad Arif Si Pembunuh Wanita Paruh Baya dalam Koper

Berita Tangerang - Kamis, 25 April 2024, warga Cikarang,...

Formatang Minta Ratu Atut Mewakafkan Satu Keluarganya untuk Mengabdi di Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Forum Masyarakat Tangerang atau Formatang meminta...

Airin Tolak Istilah ‘Borong Parpol’ saat Daftar Calon Gubernur Banten 2024-2029 di PKB

Berita Banten - Calon Gubernur Banten 2024-2029, Airin Rachmi...

Daftar Calon Gubernur Banten 2024 di PDI-P, Berkas Airin Langsung Dinyatakan Lengkap

Berita Banten - Airin Rachmi Diany resmi mendaftar Calon...